kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Mobil hingga Tempe Terancam Naik Karena Pelemahan Rupiah


Kamis, 02 November 2023 / 10:41 WIB
Harga Mobil hingga Tempe Terancam Naik Karena Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran?valas Ayu Masagung, Jakarta, Senin (30/10/2023). (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar rupiah melemah selama beberapa waktu terakhir.  Ini menjadi salah satu perhatian bank sentral, mengingat, pelemahan nilai tukar rupiah akan bermuara pada peningkatan inflasi barang impor (imported inflation). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pelemahan rupiah yang terjadi pada bulan Oktober 2023 memang tercermin dari kenaikan harga beberapa barang. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini secara spesifik mengungkapkan, dampak pelemahan rupiah akan terlihat ada barang yang diimpor secara langsung maupun barang yang bahan bakunya didapat secara impor. 

"Sehingga, bisa dibilang komoditas yang mengandung komponen impor, seperti komoditas hasil industri pengolahan," terang Pudji, Rabu (1/11) di Jakarta. 

Baca Juga: Pola Musiman, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Turun Pada September 2023

Pudji pun memberi contoh komoditas yang mungkin akan mengalami peningkatan harga seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah. 

Seperti bawang putih karena Indonesia banyak mengimpor komoditas tersebut, kemudian mobil, mie kering instan dan roti karena produk tersebut berbasis gandum yang biasanya didapat dari impor, juga tahu dan tempe. 

"Karena bahan baku komoditas tersebut biasanya impor, maka ini mungkin terpengaruh imported inflation," tambah Pudji. 

Sayangnya, Pudji mengatakan bahwa BPS tidak melakukan perhitungan maupun kajian khusus mengenai dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi secara keseluruhan. 

Baca Juga: Inflasi Oktober 2023 Sentuh 0,17% MoM, Melambat dari Bulan Sebelumnya

Hanya Pudji menekankan, bahwa inflasi barang impor ini perlu diwaspadai selama beberapa bulan ke depan. 

Pudji pun berharap, langkah pre emptive yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dengan keanikan suku bunga acuan, diharpakan bisa mengerem inflasi komponen impor ini dengan signifikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×