kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga minyak turun, belum tentu anggaran terbantu


Jumat, 03 Oktober 2014 / 18:30 WIB
Harga minyak turun, belum tentu anggaran terbantu
ILUSTRASI. Download Minecraft 1.20.0.20 APK Android dan Link Resmi di Play Store


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia dalam trend menurun. Meskipun begitu penurunan tersebut belum akan membantu anggaran.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan ada tiga variabel yang menentukan besarnya anggaran subsidi energi yaitu nilai tukar rupiah, konsumsi BBM, dan harga minyak. Dua variabel pertama lebih memberikan pengaruh terhadap anggaran.

Rupiah dalam trend melemah yang alhasil membuat beban impor minyak membesar. Sementara itu, dari sisi konsumsi ada kecenderungan mengalami peningkatan volume setiap tahunnya.

Tahun lalu konsumsi BBM ditekan ke 46 juta kiloliter (kl) karena adanya kenaikan harga. "Tahun ini pasti lebih dari 46 juta kl. Pertumbuhan konsumsi BBM setiap tahunnya sekitar 8%," ujar David ketika dihubungi KONTAN, Jumat (3/10).

Karena itu, menurut David, anggaran subsidi energi masih berpotensi membengkak. Harga minyak dunia pun, terangnya, melihat data terbaru kembali mengalami kenaikan ke US$ 96 per barel.

Sekedar gambaran, harga minyak mentah pada bulan Agustus tercatat US$ 99,51 per barel atau turun dari bulan Juli sebelumnya yang sebelumnya US$ 104,63 per barel. Pada bulan September, harga minyak kembali turun ke US$ 94,97 per barel.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko melihat yang paling dominan mempengaruhi anggaran adalah konsumsi BBM. Tahun ini ada proyeksi konsumsi bertambah hingga 1,6 juta kl.

Kenaikan volume ini akan memberatkan anggaran. Sementara variabel yang lain seperti harga minyak dan nilai tukar tipis pengaruhnya terhadap anggaran subsidi. "Yang bisa dilakukan untuk kurangi volume yah menaikkan harga," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×