kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah Indonesia diprediksi mencapai US$ 63 per barel pada 2022


Senin, 16 Agustus 2021 / 12:15 WIB
Harga minyak mentah Indonesia diprediksi mencapai US$ 63 per barel pada 2022
ILUSTRASI. Presiden Jokowi mengatakan, harga minyak mentah Indonesia diprediksi mencapai US$ 63 per barel pada 2022.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Oil Price (ICP) diperkirakan mencapai kisaran US$ 63 per barel pada tahun 2022.

Hal tersebut disampaikan langsung dalam dalam Pidato Presiden RI dalam rangka penyampaian Rancangan Undang-undang Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022, Senin (16/8).

Perkiraan tersebut berdasarkan permintaan minyak global yang semakin pulih dan diperkirakan terjadi hingga akhir tahun 2022. Ekspektasi pandemi Covid-19 yang juga mulai mereda pada 2022 dan akan mendorong berlanjutnya pemulihan aktivitas industri global dan penerbangan antarwilayah.

Di saat yang sama, produksi minyak juga mulai mengalami peningkatan seiring harga yang mulai meningkat dan rig-rig yang mulai kembali beraktivitas.

Baca Juga: Begini kiat Jokowi kejar target pendapatan negara hingga Rp 1.840,7 triliun di 2022

“Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang minyak akan mulai melakukan ekspansi bisnis mengingat neraca keuangan yang sudah mulai membaik. Hal ini akan mendorong harga minyak sedikit tertahan karena kondisi penawaran dan permintaan yang mulai mencapai keseimbangan baru,” seperti dikutip dalam buku II Nota Keuangan dan RAPBN, Senin (16/8).

Di sisi lain, perkembangan pesat energi alternatif yang lebih ramah lingkungan juga berdampak pada pergerakan harga minyak mentah ke depan. Permintaan energi alternatif yang meningkat juga akan menahan kenaikan harga minyak mentah.

Lebih lanjut, intervensi kebijakan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dalam merespons perkembangan harga juga akan berdampak pada pergerakan ke depan. Selain itu, faktor geopolitik, terutama di Timur Tengah juga akan memengaruhi arah harga minyak. 

Selanjutnya: RAPBN 2022: Pemerintah alokasikan Rp 384,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×