kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah di Tahun Depan Sulit Diprediksi, Ini Kata Sri Mulyani


Rabu, 07 September 2022 / 12:58 WIB
Harga Minyak Mentah di Tahun Depan Sulit Diprediksi, Ini Kata Sri Mulyani
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, harga minyak mentah dunia tahun depan masih penuh ketidakpastian. Sehingga rencana anggaran subsidi untuk tahun 2023 masih dibahas bersama Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Menurutnya, sejauh ini anggaran subsidi pada 2023 diperkirakan sekitar Rp 340 triliun dengan asumsi harga minyak lebih dari US$ 90 per barel.

“Untuk UU APBN 2023, kami menggunakan asumsi untuk harga minyak di US$ 90 per barel. Kami anggap itu relatif mencerminkan situasi sekarang,” tutur Sri Mulyani dalam Wawancara pada acara Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Rabu (7/9).

Adapun Sri Mulyani menyebut, terdapat beberapa faktor yang menentukan mengenai harga minyak mentah dunia tahun depan. Diantaranya, akan ditentukan dengan kondisi ekonomi dunia apakah masih tetap pulih dan tumbuh. Sebab dengan inflasi tinggi, kenaikan suku bunga kemungkinan ekonomi negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, akan mengalami resesi.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pemda yang Bisa Kontrol Inflasi di Daerahnya Akan Diberi Penghargaan

Menurutnya, jika perekonomiannya lemah, permintaan terhadap minyak akan menurun, dan artinya ada kemungkinan harga minyak mentah dunia akan terkoreksi ke bawah. Namun, di sisi lain perang antara Rusia dan Ukraina juga belum usai. Sehingga kondisi harga minyak dan perekonomian dunia ke depan tidak bisa diprediksi.

“Di mana harga minyak sangat ditentukan atau dipengaruhi oleh perang itu. Nah, tersebut lah yang akan sangat menentukan harga minyak dunia,” jelasnya.

Sehingga tahun depan, lanjutnya,  harga minyak mentah diasumsikan harganya cukup tinggi, dengan kurs yang sedang dibahas oleh Banggar. Setelah pembahasan tersebut, kemudian baru akan mendapatkan jumlah alokasi subsidi yang bisa diperkirakan mencukupi untuk tetap mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat.

“Tentu, ini akan sangat ditentukan oleh perkembangan yang terjadi di perekonomian global,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×