kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Harga Minyak Dunia Melonjak, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Antisipasi Fiskal


Senin, 23 Juni 2025 / 14:52 WIB
Harga Minyak Dunia Melonjak, Anggota DPR Ini Minta Pemerintah Antisipasi Fiskal
ILUSTRASI. Kenaikan harga minyak dunia akan memperberat beban APBN, terutama pada pos subsidi BBM.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak dunia melonjak setelah Amerika Serikat (AS) membantu Israel menyerang Iran. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali menyulut kekhawatiran pasar dan berpotensi menekan perekonomian global, termasuk Indonesia.

Mengutip Bloomberg, Senin (23/6) pukul 06.46 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2025 di New York Mercantile Exchange tercatat sebesar US$ 75,71 per barel. Angka ini naik 2,53% dibandingkan akhir pekan lalu yang berada di US$ 73,84 per barel.

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKB, Bertu Merlas, menilai pemerintah perlu segera mengantisipasi dampak konflik yang melibatkan Israel, Iran, dan Amerika Serikat. Ia menyebut kenaikan harga minyak dunia sudah pasti akan memperberat beban APBN, terutama pada pos subsidi BBM.

“Kami berharap pemerintah segera melakukan langkah antisipasi agar dampak perang Timur Tengah tidak kian melambatkan pertumbuhan ekonomi yang memang sudah melambat akhir-akhir ini,” ujar Bertu dalam keterangannya, Senin (23/6).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, Pertamina Evaluasi Harga BBM Non-Subsidi

Bertu menjelaskan, pemerintah tahun ini menganggarkan subsidi BBM sebesar Rp 26,7 triliun. Jika harga minyak terus naik, anggaran tersebut dipastikan akan membengkak. Dampaknya, fiskal negara akan semakin tertekan dan ruang belanja produktif menjadi terbatas.

Menurut dia, lonjakan harga minyak juga akan berimbas pada sektor industri dalam negeri, mulai dari kenaikan harga bahan baku, biaya produksi, hingga distribusi. Akibatnya, daya beli masyarakat bisa ikut tertekan, terutama di kalangan menengah ke bawah.

“Kita semua berada di situasi global yang tidak menentu. Pemerintah harus bergerak untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari peperangan ini,” katanya.

Ia menambahkan, situasi pasar global yang tidak stabil serta nilai tukar rupiah yang masih melemah turut memperburuk kondisi. Jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz—jalur utama perdagangan minyak dunia maka rantai pasokan energi ke Indonesia bisa terganggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×