kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga lada terus tertekan, konsumsi domestik harus ditingkatkan


Jumat, 20 September 2019 / 13:50 WIB
Harga lada terus tertekan, konsumsi domestik harus ditingkatkan
ILUSTRASI. Panen lada


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelebihan suplai mengakibatkan yang terjadi sejak tahun 2016 mengakibatkan harga lada terus tertekan. Berbagai upaya dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk kembali mengerek harga komoditas rempah tersebut. 

“Saat ini produksi lada global mengalami suplai yang melebihi permintaan. Untuk itu, negara anggota International Pepper Community (IPC) menggalang kerja sama melakukan promosi untuk meningkatkan konsumsi lada domestiknya,” ujar Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Arlinda, dalam siaran persnya, Jumat (20/9).

Arlinda menjelaskan, persoalan rendahnya harga lada perlu diatasi dengan upaya diplomasi oleh IPC. Mengingat, sebesar 73% suplai lada dunia berasal dari negara anggota IPC. Selain itu, upaya diplomasi juga perlu ditunjang kebijakan domestik, khususnya kebijakan pemasaran lada, penguatan kelembagaan, dan hilirisasi produk berbasis lada.

Baca Juga: Mengantuk di pagi hari, berikut pengganti kopi yang juga beri efek mata melek

Sementara, Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Antonius Yudi Triantoro mengatakan, penciptaan permintaan (demand creation) yang didukung kesiapan industri hilir dalam negeri adalah kunci. 

"Lada Indonesia baik yang dikonsumsi sendiri maupun diekspor masih banyak berbentuk butir. Hilirisasi menjadi penting agar ada diversifikasi produk turunan di pasar domestik dan global,” ujar Yudi.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Ari Satria juga menyatakan, pihaknya siap mendukung program hilirisasi untuk mendongkrak ekspor.

Baca Juga: Hati-hati, makanan pedas bikin Anda cepat pikun

Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag akan membantu pemangku kepentingan dalam mempromosikan, membuat kemasan yang menarik, menciptakan merek (branding), sampai memasarkan produk, dan mematenkan hak kekayaan intelektual (HKI).

"Ekspor lada kita pada 2018 yang bernilai US$ 152,48 juta sangat potensial ditingkatkan, tidak hanya ke negara tujuan utama, tetapi juga ke mitra dagang nontradisional lainnya,” tambah Ari.

Saat ini pasar tujuan ekspor lada Indonesia diantaranya Vietnam (US$ 56,46 juta), India (US$ 18,31 juta), Amerika Serikat (US$ 17,86 juta), Jerman (US$ 9,20 juta), dan Belanda (US$ 7,58 juta).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×