kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga Gula Konsumsi dan Bawang Putih Cenderung Tinggi, Ini Kata Kemendag


Senin, 22 Januari 2024 / 15:32 WIB
Harga Gula Konsumsi dan Bawang Putih Cenderung Tinggi, Ini Kata Kemendag
ILUSTRASI. Kemendag buka suara terkait melonjaknya harga beberapa komoditas bahan pokok di pasaran


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara terkait melonjaknya harga beberapa komoditas bahan pokok di pasaran. Di antaranya, Gula konsumsi dan Bawang Putih.

Pasalnya, Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Pasar Palmerah, Jakarta, pedagang sembako di Pasar Palmerah merincikan harga gula konsumsi cenderung stabil tinggi. 

Dikatakan, harga gula putih kiloan (curah) Rp 17.000. Sedangkan untuk kemasan yang bermerk itu bisa Rp 18.000-19.000 per kilogramanya tergantung merknya.

Baca Juga: Tiga Pekan Pasca Tahun Baru, Harga Pangan Masih Tinggi

Begitupun konsumen turut mengeluhkan tingginya harga gula konsumsi dipasaran. "Sudah dari akhir tahun ya kalau beli gula harganya tinggi. Padahal sebelumnya bisa dapet yang harga 15.000 an. Tapi karena kebutuhan pokok buat es kelapa jadi mau tidakmau kita tetep beli," jelas Lia kepada kontan.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kementerian Perdagangan Isy Karim mengungkapkan beberapa pemicu melonjaknya harga dua komoditas pangan tersebut.

Menurutnya, kenaikan harga beberapa barang kebutuhan pokok pada tahun 2023 disebabkan beberapa hal seperti dampak fenomena el nino yang membuat penurunan panen untuk komoditi hasil pertanian dan hortikultura.

"Kenaikan harga gula ditengarai oleh penyesuaian harga baru pasca penetapan Harga Acuan Pembelian serta tingginya harga gula internasional," ujar Isy kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).

"Sementara kenaikan harga untuk komoditi bawang putih disebabkan kenaikan harga di China akibat terjadinya penurunan produksi dan kualitas panen bawang putih di negara tersebut," sambungnya.

Baca Juga: Pemerintah Percepat Impor Beras 600.000 Ton untuk Persiapan Ramadan

Sebelumnya, merujuk pada data Bapanas 19 Januari 2024 memperlihatkan, harga sejumlah bahan pangan masih konsisten tinggi. 

Dalam setahun terakhir, harga beras premium dan beras medium masing-masing naik 14 persen dan 15 persen ke level Rp 15.070 dan Rp 13.260 per kg. 

Kemudian, Harga bawang putih bonggol naik 41% (yoy), cabai merah keriting naik 34% (yoy), gula konsumsi naik 20%, jagung tingkat peternak naik 38% (yoy). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×