kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga beberapa komoditas pangan masih tinggi, apa sebabnya?


Sabtu, 20 Juni 2020 / 11:00 WIB
Harga beberapa komoditas pangan masih tinggi, apa sebabnya?


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -

JAKARTA. Hingga pertengahan Juni ini, harga beberapa komoditas pangan seperti bawang merah, daging ayam dan gula masih bertahan tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) hingga Jumat (19/6), harga rata-rata bawag merah berkisar Rp 50.050 per kg, daging ayam sekitar Rp 37.800 per kg, dan harga rata-rata gula pasir lokal sekitar Rp 15.500 per kg.

Sekretaris Jenderal sekaligus Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengatakan, penyebab kenaikan harga ketiga komoditas tersebut.

Berdasarkan pemantauan harga yang dilakukan Kemendag, rata-rata harga bawang merah secara nasional hingga 18 Juni sudah mencapai Rp 49.100 per kg, atau turun 12,32% dari bulan lalu. Namun, harga ini masih lebih tinggi dari harga normal.

Baca Juga: Harga daging ayam, bawang merah dan gula masih tinggi di pasaran

Rata-rata pasokan bawang merah di pasar Induk Kramat Jati pun dalam seminggu terakhir hanya sekitar 80 ton per hari, atau lebih rendah dari pasokan normal yang sebesar 98 ton per hari.

"Berdasarkan informasi dari pelaku usaha, penurunan pasokan yang terjadi disebabkan oleh mundurnya masa tanam yang seharusnya berlangsung pada Oktober sampai Desember 2019, bergeser menjadi Desember 2019 sampai Februari 2020," ujar Suhanto kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).

Tak hanya itu, penyebab penurunan pasokan lantaran adanya banjir bandang di sentra produksisi awal 2020 sehingga terjadi gagal panen, penurunan produktivitas lahan hingga 50% akibat curah hujan tinggi. Penurunan produksi juga berdampak pada kenaikan harga bitbi, sehingga meningkatkan harga bawang merah yang dipanen di periode berikutnya.

Menurut Suhanto, Kemendag akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memantau perkembangan pasokan bawang merah dan benihnya. Apalagi, Asosiasi Bawang MErah Indonesia (ABMI) memproyeksi akan akan ada kenaikan pasokan bawang pada Juni karena panen raya di wilayah sentra produksi. Selain itu, Kementan pun menyebut ada potensi produksi sebesar 86.474 ton dengan potensi surplus bawang merah 5.296 ton.

Untuk daging ayam ras, Suhanto mengakui harga saat ini memang sekitar 6,8% di atas acuan permendag. Namun, menurutnya, harga tersebut sudah menurun 2,6% dari Rp 38.400 per kg menjadi 37.400 per kg.

"Penurunan harga dimaksud seiring dengan turunnya harga livebird di tingkat peternak, dimana per tanggal 17 Juni 2020 turun 11,7% dari sebelumnya Rp 24.800 menjadi Rp 21.900 per kg," kata Suhanto.

Dia mengatakan, kenaikan harga daging ayam di awal Juni dikarenakan produksi DOC yang berkurang pada msa libur lebaran. Namun, harga pasokan daging ayam diperkirkaan akan kembali normal paling lambat pada akhir Juni 2020. Karenanya, Kemendag belum merasa perlu melakukan intervensi tetapi terus memantau perkembangan harga.

Selanjutnya, untuk gula pasir, Suhanto pun mengklaim rata-rata harga gula sudah lebih rendah dari sebelumnya. Berdasarkan pantauan Kemendag, harga rata-rata nasional gula per 18 Juni sudah mencapai Rp 14.500 per kg, atau turun 13,7% dari bulan lalu ayng sekitar Rp 16.800 per kg. Bahkan menurutnya ada beberapa daerah yang sudah mencapai Rp 11.000 - Rp 13.000 per kg, seperto Mataram, Tanjung Pinang, Yogyakarta, Semarang, Bulungan dan Palu.

Baca Juga: Perum Bulog masih punya utang sebesar Rp 18,1 triliun hingga Mei 2020 lalu

Menurut Suhanto, BPS mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami defisit 0,32% di Mei, salah satunya disumbang dari gula 0,01%. Padahal di Maret-April, gula masih memiliki inflasi masing-masing 0,02%.

Meski sudah mengalami penurunan, Suhanto mengatakan, Kemendag masih akan mempercepat penamabahan pasokan gula bagi konsumen, yakni melalui pasar rakyat atau ritel modern.

"Kami juga telah menginstruksikan produsen atau distributor dan Dinas Perdagangan untuk mempercepat pendistribusian gula melalui operasi pasar di seluruh Indonesia, dan meminta produsen untuk melakukan pendistribusian gula melalui distributor atau ritel modern di seluruh daerah di Indonesia," kata Suhanto.

Dia juga mengatakan, Kemendag akan meminta BUMN yang mendapat penugasan ntuk mendistribusikan ke wilayah Indoensia Timur yang harga gulanya relatif masih tinggi.

Adapun untuk komoditas pangan lain, berdasarkan pemantauan hingga Kamis (18/6), harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok masih relatif stabil dibandingkan Bulan lalu. Beberapa komoditas rersebut seperti beras premium, tepung terigu, migor kemasan, kedelai, daging sapi dan cabe merah keriting. Bahkan beberapa bahan pangan mengalami penurunan seperti beras medium, minyak goreng curah, cabe merah besar, dan bawang putih.

"Namun ada beberapa komoditas yang masih mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya seperti daging ayam ras dan telur ayam ras," kata Suhanto.

Baca Juga: Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×