kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi tantangan ekonomi, BI berkomitmen jaga stabilitas sistem keuangan


Kamis, 31 Oktober 2019 / 15:49 WIB
Hadapi tantangan ekonomi, BI berkomitmen jaga stabilitas sistem keuangan
ILUSTRASI. Pengunjung berjalan di kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (3/1). Sepanjang tahun ini tandangan ekonomi global dan domesktik kian menjadi sentimen bagi pertumbuan ekonomi dalam negeri. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/01/2018


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Sepanjang tahun ini tantangan ekonomi global dan domestik kian menjadi sentimen bagi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Dalam hal ini, Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Direktur Departemen Kebijakan Makropudensial (DKMP) Bank Indonesia Retno Ponco Windarti mengatakan stabilitas sistem keuangan perlu terus diperkuat karena kompleksitas perekonomian juga bertambah seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital. 

Baca Juga: Antisipasi arus modal keluar, Kadin minta penurunan suku bunga tidak agresif

Di satu sisi, meningkatnya lembaga pembiayaan berbasis teknologi melalui pertumbuhan fintech mendukung pertumbuhan pembiayaan dan perluasan akses keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan nasional. 

Namun perkembangan tersebut perlu mendapatkan pengawasan dari otoritas agar identifikasi risiko yang ditimbulkan dapat dilakukan dengan baik dan mitigasi terhadap risiko tersebut dapat segera dilakukan termasuk risiko terhadap stabilitas sistem keuangan.

Menurut Retno dalam menghadapi berbagai tantangan yang semakin besar dan komplek tersebut, diperlukan kebijakan ekonomi yang efektif yang harus didukung dengan riset yang baik dan akurat sehingga mampu menangkap risiko dan peluang yang dihadapi ke depan. 

“Riset menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses perumusan kebijakan. Kebijakan berbasis riset atau research based policy menjadi sebuah keniscayaan agar kebijakan yang dihasilkan akurat, tepat waktu dan kredibel,” kata Retno dalam Seminar Riset Stabilitas Sistem Keuangan, di Hotel Tentram, Yogyakarta, Kamis (31/10).

BI menegaskan dalam rangka memperkuat research base policy tersebut, pihaknya terus memperkuat dan mengembangkan berbagai jenis riset termasuk riset kebijakan baik yang dikembangkan sendiri di BI maupun bersama-sama dengan otoritas lain dan akademisi.

Baca Juga: Investor lebih memilih dollar sebagai safe haven, rupiah melemah

Oleh karena itu, Bank Indonesia, khususnya Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) secara rutin melaksanakan Lomba Karya Ilmiah dan Seminar Riset Stabilitas Sistem Keuangan sejak tahun 2008.

Sesuai dengan tantangan yang sedang dihadapi, pada tahun 2019, lomba karya ilmiah stabilitas sistem keuangan (LKISSK) mengambil tema Akselerasi Pertumbuhan Pembiayaan yang Seimbang dan Berkualitas dalam mendukung tercapainya Stabilitas Sistem Keuangan dan Momentum  Pertumbuhan Perekonomian Nasional. 

Sementara dengan sub btema antara lain pertama identifikasi dan proyeksi pembiayaan lembaga keuangan, pasar modal dan fintech baik konvensional maupun syariah untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kedua, determinan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan dan perluasan akses keuangan, termasuk digital finance.

Ketiga, pengaruh digitalisasi jasa keuangan terhadap stabilitas sistem keuangan. Keempat, deteksi risiko sistemik terkait interkoneksi antara bank dan institusi keuangan non-bank termasuk fintech.

Melalui LKISSK, Bank Indonesia berupaya untuk menggali berbagai masukan terkait ide riset dari para akademisi. Retno mengaku sejak pertama kali diselenggarakan hingga saat ini, kegiatan tersebut cukup mendapat sambutan yang positif dari masyarakat.

Tercatat, jumlah paper yang masuk yang masuk terus meningkat dari tahun ke tahun, dan tahun ini kami menerima 102 paper. Retno menilai kualitas karya ilmiah yang disampaikan juga semakin membaik yang antara lain tercermin dari penggunaan metodologi dan pilihan tema bahasan karya ilmiah yang semakin beragam.

Baca Juga: Dana pihak ketiga menyusut, LDR Maybank makin ketat

“Ke depan, kami berharap lebih banyak lagi peserta baik yang berasal akademisi maupun mahasiswa dengan tema-tema penelitian di bidang SSK yang semakin berkembang dan menantang dan berbagai ide riset yang segar ini akan membantu kami melahirkan riset-riset yang lebih berkualitas,” ujar Retno.

Dia menambahkan seminar Riset SSK juga menjadi sarana juga bagi Bank Indonesia untuk lebih mensosialisasikan mengenai isu-isu yang berkembang khususnya yang berkaitan dengan Stabilitas Sistem Keuangan.

Asal tahu saja pada hari ini, Kamis (31/10) BI telah memilih pemenang LKISSK 2019. Berikut daftar nama pemenang beserta judul paper:
Juara 1. Rizky Yudaruddin, Do Financial Technology Startups Disturb Bank Performance? New Empirical Evidence from Indonesian Banking
Juara 2. Yudiono Omar & Hanif Ashar, The Connectedness of Banking & Non-banking Firms as Short-Trem Preictor of Systemic Risk
Juara 3. Kuntari Dasih, Determinan Penyaluran Kredit di Indonesia Pasca Periode Krisis Krisis Keuangan Global
Harapan 1. M. Akhsanur Rofi, How Importance of Financial Institution in The Stock Market Network?
Harapan 2. Pananda Pasaribu & Bonnie Mindosa, The Bank Determinants of Loan Growth and Stability: Evidance from Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×