Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) telah melakukan antisipasi terhadap potensi bencana banjir pada musim hujan 2020-2021.
Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko mengatakan, pihaknnya sudah mengadakan rapat bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dari hasil rapat itu, kementerian sudah diinformasikan terkait kondisi La Nina yang mengakibatkan peningkatan curah hujan sebesar 30%-40% di beberapa wilayah di Indonesia, dan prakiraan puncak musim hujan di beberapa daerah di Indonesia.
Baca Juga: Kementerian PUPR targetkan jalan tol layang dalam kota Jakarta rampung Juni 2021
Jarot memaparkan, di pulau Sumatra diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020 dengan puncak musim hujan dimulai pada November 2020.
Untuk pulau Jawa, diperkirakan kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Februari 2021. Kemudian Kalimantan diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Desember 2020 sampai Januari 2021.
Kemudian Sulawesi diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan November 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Januari-April 2021. Namun untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan tidak akan mengalami kondisi La Nina. Namun puncak hujan di wilayah itu dimulai pada Februari 2021.
Sedangkan di Maluku diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Januari 2021, dan Papua diperkirakan tidak akan mengalami kondisi La Nina dan puncak musim hujannya akan dimulai pada Desember 2020.
nah, dari hasil prakiraan tersebut, beberapa pulau di Indonesia yang harus meningkatkan kesiapsiagaan yakni pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
"Informasi ini kami sampaikan kepada balai, di mana ada 34 balai sungai di Indonesia mempersiapkan masing-masing kondisi semaksimalnya yang bisa dilakukan," jelas Jarot saat konferensi pers virtual, Jumat (16/10).