kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur BI Yakin Investasi Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


Kamis, 27 Januari 2022 / 12:02 WIB
Gubernur BI Yakin Investasi Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis investasi di Indonesia akan menopang perekonomian pada tahun 2022.

Dia memproyeksikan dengan investasi yang kuat, pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,7% hingga 5,5% di 2022.

“Keyakinan ini terutama karena adanya berbagai reformasi yang telah dilakukan untuk menarik semakin banyak investasi langsung ke dalam negeri,” tutur Perry dalam Annual Investment Forum 2022 secara virtual, Kamis (27/1).

Perry mengatakan, investasi langsung tersebut nantinya akan bisa mendukung pembangunan infrastruktur di Tanah Air, hilirisasi sumber daya, hingga sektor ekonomi dan keuangan hijau. 

Selain itu, perekonomian domestik pada tahun ini tidak hanya berpaku pada kinerja ekspor, terutama di sektor komoditas.

Baca Juga: BI: Kenaikan Suku Bunga The Fed Bakal Jadi Tantangan Bagi RI

Selain investasi, menurut Perry konsumsi rumah tangga yang perlahan meningkat karena akselerasi vaksinasi dan pembukaan beberapa sektor juga akan membantu pertumbuhan ekonomi tahun ini. 
Menurutnya inflasi akan meningkat tetapi, ia yakin pada tahun ini tetap pada target 2%-4%.  

Konsumsi akan membaik dengan didorong oleh perbaikan pertumbuhan kredit dan masifnya digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia. 
Sementara untuk defisit transaksi berjalan Indonesia akan meningkat tahun ini, meski tetap rendah di antara 1,1%- 1,9%, sehingga masih akan menopang stabilitas eksternal bersama dengan cadangan devisa yang kuat.

Maka dari itu, kondisi yang baik di dalam negeri tersebut akan menahan risiko yang datang dari global, seperti lonjakan inflasi negara-negara maju serta perubahan kebijakan beberapa bank sentral dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×