kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.944.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.380   -39,00   -0,24%
  • IDX 7.988   52,29   0,66%
  • KOMPAS100 1.112   5,47   0,49%
  • LQ45 814   0,54   0,07%
  • ISSI 269   3,03   1,14%
  • IDX30 422   0,95   0,23%
  • IDXHIDIV20 489   1,20   0,25%
  • IDX80 123   0,23   0,19%
  • IDXV30 133   1,28   0,97%
  • IDXQ30 136   0,42   0,31%

DPR dan Kementerian ESDM Sepakati Asumsi Lifting Migas dan Subsidi Sektor ESDM 2026


Kamis, 28 Agustus 2025 / 09:07 WIB
DPR dan Kementerian ESDM Sepakati Asumsi Lifting Migas dan Subsidi Sektor ESDM 2026
ILUSTRASI. DPR dan Kementerian ESDM menyepakati asumsi dasar sektor ESDM dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyepakati asumsi dasar sektor ESDM dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026.

Terkait detail angka asumsi dasar, telah disampaikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam rapat bersama dengan Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu (27/8/2025) malam.

Bahlil menyampaikan untuk harga ICP di tahun 2026 yakni US$ 70 dolar per barel, serta lifting migas dalam RAPBN 2026 sebesar 1.594.000 Barrel of Oil Equivalent per Day (BOEPD), dengan rincian gas bumi 984 BOEPD dan minyak 610.000 Barrel of Oil Per Day (BOPD).

Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Lifting Minyak dalam RAPBN 2026 Sebesar 610.000 Barel

"Setelah kami mengamati perkembangan harga minyak dunia dengan melihat berbagai informasi baik dari Amerika, Uni Emirat Arab, maupun negara-negara lain menghasil minyak, kami berkesimpulan bahwa ICP kita di tahun 2026 itu sebesar US$ 70 dolar per barel," kata Bahlil.

"Kita canangkan kurang lebih sekitar 610.000 barel (per hari). Karena di 2025 kita canangkan 605.000 barel, insyaallah tercapai," tambahnya.

Adapun angka cost recovery yang dicanangkan untuk 2026 sebesar US$ 8,5 miliar, dimana angka ini tidak jauh beda dengan cost recovery yang ada pada tahun 2024.

Kemudian terkait subisidi, volume Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG bersubsidi berada pada angka 19,162 juta kiloliter, terdiri dari minyak tanah 526 ribu kiloliter, dan solar 18,63 juta kiloliter.

Sementara subsidi LPG 3 kilogram dialokasikan dalam RAPBN 2026 sebanyak 8 juta metrik ton.

Baca Juga: Target Lifting Dikebut, Bahlil Janji Bakal Percepat Perizinan Migas

"Kita tahu bahwa LPG ini harus betul-betul tepat sasaran, dan karena itu pengelolaan subsidi ke depan akan penuh dengan hati-hati dan betul-betul kita lakukan secara bijak dan sekali lagi tepat sasaran kepada saudara-saudara kita yang berhak menerima," kata dia.

Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan untuk subsidi listrik dialokasikan sebanyak Rp101,72 triliun, angka ini naik dari proyeksi atau outlook subsidi di tahun 2025 sebesar Rp90,32 triliun.

"Dan subsidi listrik sebesar Rp101,72 triliun. Ini ada direktur PLN di sini. Ini kebutuhan rakyat kita harus perhatikan," ungkap Bahlil.

Terkait asumsi dasar ini, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Haryadi menyampaikan, seluruh anggotanya telah menyepakati asumsi dasar makro yang diajukan oleh Kementerian ESDM dalam RAPBN 2026.

"Terima kasih kami sampaikan kepada Menteri ESDM dan seluruh jajarannya atas kerjasamanya yang baik dalam rapat kerja pada hari ini," tutup Bambang. 

Selanjutnya: Besok (29 Agustus), MI Milik Petinggi Danantara Jalani Sidang Kasus Korupsi PT Asabri

Menarik Dibaca: Dari Nash hingga Hawking, Ini Daftar 6 Film Biopik Para Jenius Wajib Tonton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×