Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengantisipasi kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan (FFR) hingga empat kali pada tahun ini, BI meramu lima resep "jamu" moneter.
Sebagaimana diketahui, pekan ini, The Fed untuk kedua kalinya menaikkan suku bunga acuan alias Fed fund rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 1,75% hingga 2%.
Untuk menghadapi dampak kenaikan FFR, Bank Indonesia (BI) siap melakukan langkah pre-emptive guna menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah. Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan, bahwa dampak kebijakan tersebut akan diikuti dengan berbagai kebijakan lainnya, sebagai peredam.
"Saya pastikan kalau ada kebijakan pre emptive, itu akan selalu kami ikuti dengan kebijakan-kebijakan yang mengurangi atau bahkan bisa mengimbangi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Perry, Jumat (15/6).
Langkah tersebut, sekaligus untuk menepis anggapan bahwa dengan menaikkan suku bunga acuan BI (BI 7DRR), maka akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi.
"Tidak selalu begitu, kenapa? kenaikan suku bunga yang kemarin kami lakukan, itu akan kami ikuti dengan pelonggaran likuiditas. itu yang akan terus kami lakukan," ungkapnya.
Bahkan, bank sentral tidak akan segan untuk melakukan pelonggaran untuk kebijakan makroprudensial, khususnya loan to value (LTV) untuk mendorong sektor perumahan. Menurutnya, sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang mendahului atau memimpin pertumbuhan ekonomi.
"Itu akan kami lakukan pelonggaran, sehingga bisa dorong pertumbuhan ekonomi dari sisi perumahan. Jadi saya punya 1 jamu pahit yaitu kebijakan moneter untuk jaga stabilitas, tapi saya punya 4 jamu manis, yaitu pelonggaran makro prudensial, pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan infrastruktur, termasuk sistem pembayaran digital ekonomi finance, juga (mendorong) ekonomi keuangan syariah," paparnya.
Meski belum menjelaskan secara rinci, Perry menyebut, untuk kebijakan LTV sedang disiapkan. Sedangkan untuk pembahasannya akan dilakukan pada RDG akhir bulan ini.
Ke depan, BI juga akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan, baik domestik maupun internasional. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan kenaikan suku bunga secara terukur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News