kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI siapkan langkah pre-emptive antisipasi bunga The Fed


Sabtu, 16 Juni 2018 / 08:24 WIB
BI siapkan langkah pre-emptive antisipasi bunga The Fed
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan lagi suku bunga acuan alias fed fund rate (FFR) pada pekan ini. Tingkat suku bunga naik 25 bps menjadi 1,75% hingga 2%.

Untuk menawar dampak dari kenaikan FFR, Bank Indonesia (BI) siap melakukan langkah pre-emptive untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, khususnya nilai tukar rupiah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menambahkan, probabilitas The Fed untuk menaikkan FFR hingga empat kali di tahun ini semakin besar. "Kalau sebelumnya kita perkirakan 38%, sekarang mungkin di atas 50% kemungkinan (FFR naik) empat kali," kata Perry dalam acara Open House di kediamannya, Jumat (15/6).

Selain itu, Gubernur BI yang baru dilantik April 2018 ini mengungkapkan, kebijakan moneter eksternal sudah mulai menunjukkan arah yang jelas. Selain keputusan The Fed untuk menaikkan FFR bulan ini, sikap bank sentral Eropa (ECB) untuk mengakhiri quantitative easing (QE) semakin pasti.

"Beberapa waktu lalu, belum jelas arah QE ECB. Tapi kemarin sudah pengumuman, bahwa (ECB) mulai akan mengurangi injeksi likuiditasnya mulai September," jelas Perry.

Dengan kondisi tersebut, dia menilai, akan ada berbagai tekanan dari eksternal, yakni perubahan arah kebijakan moneter di AS dan Eropa serta risiko politik global yang meningkat. "Itu perlu direspons secara cepat," ujarnya.

Selanjutnya, BI siap melakukan langkah-langkah kebijakan yang pre emptive, front loading dan a head de curve untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak dari eksternal tersebut. Sekaligus, untuk menjaga stabilitas ekonomi Tanah Air, khususnya yang terkait dengan stabilitas nilai tukar rupiah.

"Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG 27-28 Juni), kami akan membicarakan langkah-langkah pre emptive, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk melakukan kebijakan pre emptive, front loading dan a head de curve itu," ungkapnya.

Perry mengungkapkan, ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan, baik domestik maupun internasional, untuk memanfaatkan kenaikan suku bunga secara terukur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×