Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Pemerintah mengajak para investor untuk berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur di pertemuan tahunan IMF-World Bank.
Dengan begitu, pembiayaan infrastruktur nasional juga akan dikontribusi oleh pihak swasta dan tidak lagi berada bergantung kepada APBN.
Bahkan untuk memfasilitasi ini pemerintah mengadakan Forum Investasi Indonesia 2018 yang mengangkat paradigma baru dalam pembiayaan infrastruktur.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, kontribusi swasta dalam pembiayaan infrastruktur sejatinya bisa membawa keuntungan bagi ekonomi Indonesia.
Setidaknya dirinya mengatakan, ada tiga keuntungan utama yang bisa didapat Indonesia. Pertama, bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah-panjang sebesar 6,5%. "Infrastruktur ini bisa mendorong kapasitas ekonomi 6,5% tentunya dengan ferorm yang lain," ungkapnya di Hotel Conrad, Selasa (9/10).
Kedua, dengan adanya dana swasta yang masuk baik dari investor dalam negeri atau asing, berpeluang bisa memperbaiki current account deficit (CAD). "Kalau infrastruktur dikembangkan pembiayaan swasta dan moda-moda lainnya yang dibiayai oleh asing ada pemasukan modal asing," tambah dia.
"Jadi ini adalah langkah-langkah konkret dari BI dan OJK untuk menurunkan CAD tapi tetap mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah-panjang," lanjut Perry.
Ketiga, masuknya dana swasta juga bisa memperkuat pasar keuangan dalam negeri. Sebab, masuknya dana lewat obligasi dan saham juga bisa memperluas kesempatan investor domestik dan internasional dalam berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.
Adapun nantinya pada Kamis, 21 Oktober nanti akan ada penandatanganan 21 proyek infrastruktur dengan nilai investasi mencapai Rp 200 triliun dengan pihak swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News