kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gubernur BI: Mobilisasi wakaf produktif penting mendorong ekonomi keuangan syariah


Jumat, 13 Agustus 2021 / 13:57 WIB
Gubernur BI: Mobilisasi wakaf produktif penting mendorong ekonomi keuangan syariah
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, mobilisasi wakaf produktif penting mendorong ekonomi keuangan syariah


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan, mobilisasi wakaf produktif sebagai pengembangan Islamic sosial finance sangatlah penting untuk mendorong ekonomi keuangan syariah.

“Sejak zaman para sahabat, implementasi wakaf turut dan berperan penting dalam membangun ekonomi dan membentuk peradaban. Bahkan Rasulullah SAW dulu menggunakan wakaf produktif bagi peradaban ekonomi Islam, hingga saat ini wakaf semakin penting memajukan perekonomian dunia maupun perekonomian Islam,” kata Perry dalam sambutannya di acara Gerakan Sadar Wakaf, Jumat (13/8).

Bagi masyarakat Sumatra, wakaf sudah dikenal lama dan sudah di praktikan dalam kehidupan masyarakat. Salah satu contoh yang sangat dikenal adalah wakaf dari masyarakat Aceh di tanah suci, yang sampai saat ini pengelolaannya masih diterima masyarakat Aceh untuk melakukan ibadah haji.

Sementara itu, Perry juga mencontohkan, di Jawa Tengah, wakaf juga telah dikembangkan untuk membiayai Rumah Sakit Mata Mintohardjo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Ma'ruf Amin: Wakaf punya peran penting untuk pertumbuhan ekonomi

Menurutnya, saat ini wakaf tidak hanya berupa benda tidak bergerak namun juga dalam bentuk wakaf produktif yaitu suatu skema pengelolaan wakaf dari metode usaha-usaha produktif sehingga mampu menghasilkan surplus yang berkelanjutan.

Wakaf juga dapat berupa benda bergerak seperti uang dan logam mulia maupun benda tak bergerak lainnya seperti tanah dan bangunan. “Surplus wakaf produktif inilah yang menjadi sumber dana abadi bagi pembiayaan kebutuhan umat seperti pembiayaan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas,” ujar Perry.

Lebih lanjut, Perry menyampaikan terdapat empat hal yang perlu dilakukan untuk mengoptimalisasi wakaf secara produktif. Pertama, kemampuan dalam merancang, mendesain, dan mengimplementasikan proyek-proyek ekonomi keuangan syariah. Optimalisasi wakaf ini menyangkut pengelolaan aset wakaf dengan manajemen proyek dan keuangan asset wakaf dengan baik dan dialurkannya dengan baik kepada penerima.

Baca Juga: Realisasi wakaf uang jauh dari proyeksi, ini saran Wapres Ma'ruf Amin

Kedua, adalah kemampuan dalam merancang struktur pembiayaan yang bisa menggabung kepentingan untuk wakaf dan komersial sebagai bentuk integrasi keuangan komersial dan sosial.

Ketiga, digitalisasi proses wakaf produktif dari awal hingga akhir secara end to end melalui platform digital. Sehingga pemanfaatan teknologi dinilai akan memperkuat data dan informasi perwakafan yang tidak hanya bisa meningkatkan tata kelola tetapi juga memperluas akuntabilitas pengelolaanya.

Keempat, adalah kampanye secara terus menerus agar produktifitas wakaf bisa berperan dalam memajukan ekonomi syariah. “Untuk itu Bank Indonesia terus mendukung kampanye wakaf produktif ini bersama Badan Wakaf Indonesia, perbankan, para kiai dan ulama serta masyarakat luas,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×