Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank investasi asal Amerika Serikat (AS) Goldman Sachs memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat di tahun depan. Proyeksi Goldman Sachs, ekonomi Indonesia di 2019 hanya akan tumbuh 5%, lebih rendah dari ekspektasi tahun ini 5,2%.
"Ini didorong oleh ketatnya kondisi finansial dan dorongan fiskal yang negatif," jelas analis Goldman Sachs Nupur Gupta dan timnya dalam penyataan tertulis, Rabu (21/11).
Kondisi eksternal yang tidak menguntungkan juga menjadi penyebabnya. Perang dagang dan pelambatan pertumbuhan ekonomi global akan mendorong Pemerintah Indonesia memprioritaskan stabilitas ekonomi ketimbang pertumbuhan ekonomi.
Gupta juga menyebutkan, pertumbuhan investasi akan melambat, karena tahun politik lebih mendorong pada konsumsi rumah tangga di pertengahan awal tahun. Selain itu, inflasi akan berada di level 4,5% sampai akhir 2019, didorong oleh penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan inflasi inti akan tetap di level yang aman.
Namun tekanan defisit transaksi berjalan akan mengendur di tahun depan. Menurut Gupta, pengurangan impor juga akan mengurangi defisit neraca transaksi berjalan di level 2,6% dari produk domestik bruto (PDB).
Bank Indonesia (BI) juga diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan di awal tahun sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25%. "Kebijakan BI ini akan sensitif pada pergerakan pasar," jelas Gupta.
Dus, Gupta memperkirakan, pasar obligasi lokal akan meningkat di tahun depan, sedangkan pasar mata uang asing dan saham akan cenderung netral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News