kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gerinda bantah Jokowi jadi ancaman Prabowo di 2014


Selasa, 02 Juli 2013 / 16:16 WIB
Gerinda bantah Jokowi jadi ancaman Prabowo di 2014
ILUSTRASI. BEI mengocok ulang komposisi saham dalam indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2022.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Martin Hutabarat, membantah bahwa Joko Widodo (Jokowi) menjadi ancaman utama bagi Prabowo Subianto dalam pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Sebab, Martin mengklaim, Gerindra telah mempersiapkan Jokowi untuk berlaga dalam Pilpres 2019 mendatang, bukan di tahun depan.

Martin mengapresiasi hasil survey Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) yang menempatkan Jokowi berada di urutan pertama. Posisi Jokowi bahkan mengungguli kandidat Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Kami tentu gembira Jokowi yang dicalonkan Pak Prabowo menjadi Gubernur DKI Jakarta, ternyata di apresiasi tinggi oleh masyarakat," kata Martin saat ditemui KONTAN seusai Sidang Paripurna DPR, di Gedung DPR, Selasa (2/7).

Meski demikian, Martin membantah, Gerindra menganggap tingginya elektabilitas Jokowi menjadi ancaman serius bagi Prabowo Subianto. Menurutnya, hingga kini Gerindra terus membangun komunikasi politik dengan Jokowi agar maju dalam Pilpres 2019. "Karena Jokowi harus membuktikan sukses terlebih dahulu memimpin Jakarta, sebelum memimpin Indonesia," ujar Martin.

Martin menilai, Pilpres 2019 adalah waktu yang tepat bagi Jokowi untuk maju dalam Pilpres. Selain itu, Martin mengungkapkan Prabowo Subianto kemungkinan hanya maju untuk satu periode saja, yakni menjadi Presiden RI periode 2014-2019. "Karena kamimemang rencanakan Pak Prabowo Subianto merintis jalan bagi terjadinya perubahan di Indonesia," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, P2P LIPI merilis hasil survey elektabilitas berbagai nama kandidat presiden pada 27 Juni lalu. Survey dilakukan pada 10-31 Mei 2013. Dari 11 nama kandidat yang disurvey, nama Jokowi bertengger di urutan pertama dengan 22,6%. Disusul posisi kedua Prabowo Subianto dengan 14,2%.

Posisi ketiga ditempati Aburizal Bakrie dengan 9,4%. Posisi keempat ditempati Megawati Soekarnoputri 9,3%. Posisi kelima ditempati Jusuf Kalla dengan 4,2%. Posisi Keenam ditempati Rhoma Irama dengan 3,5%.

Posisi ketujuh ditempati Wiranto dengan 3,4%. Posisi kedelapan ditempati Mahfud MD dengan 1,9%. Posisi kesembilan ditempati Hatta Rajasa dengan 1,2%, posisi kesepuluh Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan 1,2% dan posisi kesebelas ditempati Surya Paloh dengan 1,2%.

Menurut Syamsudin Haris, kepala P2P LIPI, elektabilitas Jokowi dan Prabowo secara konsisten berada di peringkat atas daftar tokoh terkuat dalam bursa capres 2014. "Jika dilakukan survey tertutup atas sejumlah nama, nama Prabowo berada di puncak. Namun ketika dimasukkan nama Jokowi, posisi Prabowo turun ke peringkat dua," kata Haris.

Survey LIPI ini dilakukan atas 1799 warga negara yang telah memiliki hak pilih atau sudah menikah. Survey dilakukan dengan wawancara tatap muka. Responden diambil berdasarkan multistage random sampling dengan margin error kurang lebih 2,31 % pada tingkat kepercayaan 95 %.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×