kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot devisa, empat industri ini perlu dua insentif ideal


Rabu, 27 Juni 2018 / 20:33 WIB
Genjot devisa, empat industri ini perlu dua insentif ideal
ILUSTRASI. Tandan Buah Kelapa Sawit


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tengah menggodok rencana pemberian insentif bagi industri yang menghasilkan devisa, seperti sektor pariwisata dan subtitusi impor. Tujuannya, dalam rangka memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit atau CAD) yang telah terjadi sejak akhir 2011 silam.

Namun, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, sektor industri penghasil devisa yang seharusnya diprioritaskan bukanlah sektor pariwisata. Sebab, sektor pariwisata lebih pada pembangunan infrastruktur dan rute penerbangan baru.

Sektor yang membutuhkan insentif lanjut Bhima, justru empat sektor industri lain. Pertama, sektor pengolahan hasil perkebunan. Misalnya, oleokimia, turunan sawit, karet dan sebagainya.

Kedua, industri tekstil bahan baku lokal. Ketiga, industri alas kaki dan produk kulit. Keempat, industri makanan minuman. 

Menurut Bhima, selain tax holiday, "Bentuk insentif idealnya, bisa melalui relaksasi tarif PPN (Pajak Pertambahan Nilai) ekspor barang," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (27/6).

Tak hanya relaksasi PPN, insentif ideal lainnya yang bisa diberikan yaitu melalui kebijakan subsidi bunga lewat bank BUMN setara bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) 7%. Sebab, "Kalau insentif yang diberikan berupa percepatan izin, masih butuh waktu, tidak quick win," tambah Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×