Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah menghimbau pengusaha mengalihkan usahanya sementara waktu dari Jepang yang baru saja dihantam gempa berkekuatan 8,9 skala Richter. Deputi Menteri Koordinator Perekonomian bidang Industri Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan, bencana yang menghantam Negeri Sakura tersebut akan berpengaruh pada perekonomian dalam negeri.
“Jadi untuk eksportir dan importir serta dunia usaha harus bersabar atau mengalihkan pasar mereka ke pasar baru,” jelasnya, Jumat, (11/3).
Edi mengingatkan pengaruh tsunami ini tidak hanya dalam perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Jepang tapi juga investasi Jepang. Sebab, dia bilang, konsentrasi Tokyo terganggu akibat dari bencana tsunami ini.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brojonegoro mengatakan, bencana ini jelas ada pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia. Senada dengan Kepala BKF, Ketua Bidang Perbankan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Silmy Karim mengingatkan, gempa dan tsunami di Jepang pasti berimbas ke Indonesia. “Apalagi dia salah satu negara tujuan Ekspor dunia,” terangnya.
Simly memaparkan, Jepang dominan di sektor otomotif dan elektronik, sedangkan untuk barang kebutuhan dasar kurang. “Jadi mungkin terjadi perlambatan (ekspor indonesia) alumunium, gas paling besar, CPO dan batubara tidak besar,” ucapnya.
Selama 2010, nilai ekspor nonmigas ke Jepang menembus US$ 16,49 miliar dan berada pada peringkat pertama negara tujuan ekspor Indonesia. Pada Januari 2011, nilai ekspor nonmigas ke Jepang adalah sebesar US$ 1,21 miliar atau 10,13% dari total ekspor nonmigas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News