kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Geliat Dunia Usaha Semester II-2023 Tergantung Kondisi Politik


Sabtu, 15 Juli 2023 / 13:59 WIB
Geliat Dunia Usaha Semester II-2023 Tergantung Kondisi Politik
ILUSTRASI. Geliat dunia usaha semester II-2023 tahun ini tergantung kondisi politik, sejalan dengan transisi kepemimpinan.


Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geliat dunia usaha semester II-2023 tahun ini tergantung kondisi politik, sejalan dengan transisi kepemimpinan politik yang semakin dekat.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha kuartal kedua 2023 sebesar 16,62%, lebih tinggi dari SBT pada kuartal I 2023 sebesar 11,05%.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani optimistis kinerja ekonomi bisa tumbuh lebih baik di semester II-2023. Hanya saja, faktor sosio-politik akan berperan dan menjadi penentu pertumbuhannya. Menurut dia, stabilitas sosiopolitik turut berperan terhadap iklim usaha dan investasi di Indonesia.

Baca Juga: Meski Dunia Usaha Bergeliat, Manufaktur Masih Rentan

"Pasar, pelaku usaha, dan investor akan sangat cenderung wait and see bila tidak ada kepastian terhadap sustainability atau keberlangsungan terhadap reformasi struktural, agenda peningkatan efisiensi, dan daya saing iklim usaha yang ada hingga saat ini," kata Shinta kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7)

Karena itu, Shinta bilang, ada kecenderungan tinggi bahwa pertumbuhan kinerja ekonomi tidak akan meningkat signifikan di semester II nanti. Sehingga program kerja para calon pimpinan baru terhadap penyempurnaan dan keberlanjutan reformasi struktural perlu dilanjutkan.

Baca Juga: Mengapa Sektor Manufaktur Tak Masuk di Aturan Devisa Hasil Ekspor?

"Kita juga perlu lihat bagaimana Pak Jokowi bisa memastikan legacy presidensinya diteruskan dan dikembangkan lebih jauh oleh pimpinan baru, karena semua ini akan dengan mudah mempengaruhi kinerja pasar dan kinerja usaha," imbuh dia.

Adapun pendorong pertumbuhan kinerja ekonomi, menurut dia, akan akan datang dari sektor dalam negeri, terutama sektor manufaktur padat modal, bukan padat karya yang berorientasi ekspor karena kondisi pasar global yang belum sehat.

Dia menambahkan, sektor yang bisa diandalkan adalah manufaktur makanan dan minuman, manufaktur logam dasar, kimia-kesehatan, dan transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×