kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.139   61,00   0,38%
  • IDX 7.062   78,44   1,12%
  • KOMPAS100 1.056   15,43   1,48%
  • LQ45 829   12,28   1,50%
  • ISSI 215   2,22   1,05%
  • IDX30 422   6,37   1,53%
  • IDXHIDIV20 509   7,10   1,41%
  • IDX80 120   1,81   1,53%
  • IDXV30 125   0,67   0,54%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Meski Dunia Usaha Bergeliat, Manufaktur Masih Rentan


Sabtu, 15 Juli 2023 / 08:57 WIB
Meski Dunia Usaha Bergeliat, Manufaktur Masih Rentan
ILUSTRASI. Pabrik Perakitan mobil?BMW di PT Gaya Motor di Sunter, Jakarta (6/6/2023).Geliat kegiatan dunia usaha pada kuartal kedua 2023 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.


Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geliat kegiatan dunia usaha pada kuartal kedua 2023 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Tetapi kinerja manufaktur dianggap masih rentan.

Tercatat dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha kuartal kedua 2023 sebesar 16,62%, lebih tinggi dari SBT pada kuartal I 2023 sebesar 11,05%.

Sementara, Prompt Manufacturing Indeks (PMI) BI kuartal II-2023 sebesar 52,39, juga lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang sebesar 50,75%

Kinerja manufaktur pada kuartal II-2023 tetap berada dalam zona ekspansif atau indeks di atas 50. Meskipun demikian, kinerja pada sublapangan usaha yang satu ini masih belum memuaskan.

Baca Juga: Mengapa Sektor Manufaktur Tak Masuk di Aturan Devisa Hasil Ekspor?

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menilai, ekspansi pada kinerja manufaktur di kuartal kedua 2023 didorong oleh permintaan, terutama momentum Idul Fitri dan ekspor komoditas. Maka, terjadinya peningkatan kapasitas produksi pada pasar domestik menurutnya tidaklah mengherankan.

"Sektor-sektor seperti garment dan footwear masih kontraksi karena demand terbesar mereka bukan dari pasar domestik tapi dari demand ekspor, sehingga meskipun ada extra demand domestik atas produk apparel dan sepatu di Kuartal II-2023, secara agregat kinerja mereka masih kontraksi dibandingkan kinerja normal pra-pandemi," kata Shinta kepada Kontan.co.id, Jum'at (14/7).

Baca Juga: Aturan Devisa Hasil Ekspor SDA Terbit, Ini Catatan Ekonom untuk Pemerintah

Karenanya, Shinta menilai ekspansi pada kinerja manufaktur tidak sesignifikan lapangan usaha lainnya. Sebab, permintaan di pasar domestik tidak cukup tinggi. Sedangkan di sisi ekspor, juga masih lemah.

Menurut Shinta, hal tersebut juga divalidasi di sisi retail yang meningkat di periode II Ramadan dan Lebaran. Namun, pertumbuhannya turun drastis hingga benar-benar stagnan pada Mei 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×