Sumber: Warta Kota | Editor: Edy Can
Matahari berada tepat di atas kepala saat ratusan kendaraan mengantre uji kir di UPT Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (24/7).
Samosir (47), sopir mikrolet 15A jurusan Tanjung Priok-Kota, keluar dari mobilnya karena tak tahan dengan teriknya matahari. Dia lalu mendekati sebuah pohon dan berlindung di bawahnya.
Samosir adalah satu dari ratusan sopir yang mengantre berjam-jam di UPT PKB Ujung Menteng demi sebuah buku kir tanda lulus uji kelaikan. Samosir sudah lelah karena sudah empat jam mengantre.
Dia tiba di UPT PKB Ujung Menteng pukul 09.00. Namun hingga pukul 13.00 masih ada kira-kira 50 mobil lain di depannya.
"Pasti ini gara-gara kemarin (Ahok sidak ke UPT PKB Kedaung Angke sehari sebelumnya," kata Samosir kepada Warta Kota, Kamis siang.
"Gara-gara Ahok nih," timpal seorang sopir mobil pikup.
"Bukan Ahoknya yang salah. Justru petugas kirnya yang salah, kenapa selama ini korupsi," tukas sopir lainnya.
Samosir tidak menyalahkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Justru ia memuji pria yang akrab disapa Ahok tersebut. Dia hanya tidak menyangka amukan Ahok di Jakarta Barat berimbas pada lamanya waktu uji kir di Ujung Menteng.
Menurut Samosir, antrean jadi panjang karena petugas lebih serius bekerja. Satu mobil diperiksa rata-rata dua jam. Seluruhnya diperiksa. Tidak mau sampai ada yang terlewat.
"Dulu nggak sampai 30 menit sudah kelar. Ini udah berjam-jam enggak kelar-kelar," ucapnya.
Samosir menuturkan, ia biasanya membayar hingga Rp 200.000 tiap kali uji kir. Padahal tarif resminya adalah Rp 87.000 per mobil.
"Tadi banyak juga yang kendaraannya enggak lulus kir. Langsung disuruh pulang," tambah Samosir.
Nasib Tugiyo (55) lebih ngenes lagi. Sopir batangan Mikrolet 04 ini sudah tiba sejak pukul 07.00. Namun kendaraan yang ia bawa baru akan masuk ruang uji sekitar pukul 14.00. Ia mengaku stres karena capek dan bosan menunggu.
"Bayangin, datang jam 06.00 sampai sekarang belum diperiksa. Nggak tahu lagi mau bilang apa. Sudah bosan seharian di sini," jelas ayah empat anak itu kepada Warta Kota.
Kisah lama
Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen Tangkudung mengaatakan, temuan adanya indikasi permainan di UPT PKB uji kir adalah kisah lama. Meskipun demikian, dengan temuan baru ini ia berharap balai uji kir kembali pada fungsi awalnya, yakni sebagai instrumen keselamatan politik.
"Sebenarnya kan sudah lama ada indikasi-indikasi bahwa di tempat uji kir itu ada permainan. Kita lihat secara kasat mata di jalanan, banyak sekali kendaraan umum yang tidak layak," jar Ellen kepada Warta Kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News