Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menilai ketersediaan bahan baku berbagai makanan dan minuman (mamin) di Tanah Air masih mencukupi, termasuk bahan baku yang harus diimpor dari luar negeri.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan, secara umum tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait pasokan bahan baku di industri mamin. Hanya saja, tantangan yang saat ini terjadi adalah harga bahan baku tersebut masih tergolong tinggi.
Akan tetapi, tren kenaikan harga komoditas bahan baku pangan di pasar global sebenarnya sudah mulai mereda, bahkan cenderung turun. “Di bulan Februari-Maret lalu mayoritas harga bahan baku pangan terus mengalami kenaikan, tetapi sekarang trennya sudah mulai turun,” kata dia ketika ditemui KONTAN, Rabu (7/9).
Adhi mengutip data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) bahwa rata-rata harga bahan baku mamin di pasar global turun sekitar 8,7% pada bulan Juli 2022, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meski turun, posisi rata-rata harga bahan baku mamin saat ini masih 13% di atas harga normal.
Baca Juga: Bukan Karena Krisis Pangan, BI Ungkap Penyebab Kenaikan Inflasi Indonesia
“Hampir semua harga bahan baku pangan, mulai dari biji-bijian, minyak nabati, dan gula cenderung turun. Yang masih agak mahal itu daging,” ungkap dia.
Kendati demikian, apabila tidak ada lagi gangguan tambahan berupa faktor geopolitik global, Gapmmi optimistis sampai akhir tahun nanti pasokan bahan baku berbagai produk pangan akan tetap stabil serta harganya bakal cenderung turun.
Gapmmi sendiri memperkirakan pertumbuhan kinerja industri mamin di tahun 2022 bisa mencapai 5%, terlepas dari berbagai tantangan yang masih ada. Per semester I-2022, kinerja industri mamin tercatat sebesar 3,68%. Angka ini sudah melampaui capaian pertumbuhan kinerja industri mamin di tahun 2021 lalu yakni sebesar 2,54%.
“Industri mamin masih terus tumbuh kendati ada pandemi dan ketidakpastian global, tetapi ini belum sampai ke level normal yang idealnya di kisaran 7%-10%,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News