kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.072   87,75   1,26%
  • KOMPAS100 1.056   15,28   1,47%
  • LQ45 830   12,75   1,56%
  • ISSI 214   1,84   0,87%
  • IDX30 423   6,75   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,91   1,58%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,55   0,45%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

Gapmmi Optimistis Sektor Manufaktur Mampu Hadapi Berbagai Guncangan di 2023


Senin, 02 Januari 2023 / 17:14 WIB
Gapmmi Optimistis Sektor Manufaktur Mampu Hadapi Berbagai Guncangan di 2023
Penjualan Ritel: Warga berbelanja di sebuah supermarket di Depok, Jawa Barat, Senin (2/1/2022). Gapmmi Optimistis Sektor Manufaktur Mampu Hadapi Berbagai Guncangan di 2023.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah pengusaha memperkirakan sektor manufaktur masih ekspansif di tahun ini sejalan dengan permintaan dalam negeri yang juga meningkat.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S.Lukman tetap optimistis bahwa industri makanan dan minuman masih menguat di tengah ancaman perlambatan ekonomi di tahun ini.

Gapmmi melihat, permintaan dalam negeri  dan permintaan global masih tetap menguat di tengah kondisi tersebut.

"Kami industri makanan dan minuman (mamin) tetap optimis karena ternyata permintaan dalam negeri naik, begitu juga ekspor. Dan beberapa kesempatan karena beberapa negara masih belum pulih industrinya, jadi cari substitusi produk pangan," ujar Adhi kepada Kontan.co.id, Senin (2/1).

Baca Juga: Pengusaha Ajukan Gugatan Terhadap Aturan Upah Minimum 2023, Begini Respon Menaker

Adhi menyampaikan, beberapa industri juga sudah mulai stok bahan baku untuk persiapan puasa dan lebaran. Sementara itu, momentum perayaan pesta demokrasi seperti pemilu juga diharapkan dapat memicu aktivitas konsumsi sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja sektor manufaktur.

Dirinya berharap, berbagai kebijakan yang dilakukan di tahun ini perlu terus mendukung daya beli kelas bawah lantaran rawan tergerus akibat berbagai tantangan yang akan dihadapi tahun ini, berbeda dengan kelas menengah atas yang masih dinilai membaik daya belinya.

"Penghapusan PPKM juga memicu aktivitas lebih banyak," katanya.

Seperti diketahui, industri manufaktur Indonesia makin menggeliat. Ini tercermin dari peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang meningkat menjadi 50,9 pada Desember 2022.

Baca Juga: Selama Nataru, Industri Mamin Diprediksi Tumbuh Sekitar 10%-15%

Angka ini meningkat 0,6 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 50,3. Angka ini juga menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan juga konsisten tetap di level 50,0 selama enam belas bulan berturut-turut.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×