Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Meningkatnya manufaktur Indonesia ini didorong oleh kenaikan permintaan atas barang-barang produksi Indonesia. Kondisi permintaan ini menyebabkan kenaikan pesanan baru pada bulan Desember.
Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Harsono Gunawan mengatakan, naiknya indeks manufaktur Indonesia pada periode tersebut menunjukkan bahwa konsumsi domestik semakin menguatkan fondasi sektor manufaktur, meskipun harus diakui bahwa permintaan globalnya cenderung menurun.
Untuk itu, Yustinus menilai bahwa kebijakan pemerintah tetap efektif dan wajib diperkuat, misalnya saja kebijakan harga gas bumi tertentu US$ 6 per MMBTU di titik serah pengguna gas bumi (plant gate) dan juga relaksasi pelaksanaan kebijakan bebas Over Dimension Over Load (ODOL) yang terbukti teruji sangat efektif menahan dampak negatif dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Industri Pangan Akan Serap Garam Lokal Asal Penuhi Spesifikasi
"Perlu dicatat, bahwa kedua kebijakan tersebut diputuskan berdasarkan kajian-kajian akademis, dan sebelum pandemi diumumkan 1 Maret. Artinya, prospek manufaktur tetap baik, optimisme dengan syarat harga gas bumi tertentu (HGBT) 6 dan relaksasi bebas ODOL dilanjutkan," ucap Yustinus.
Menurutnya, kebijakan HGBT 6 terbukti menjadi penyelamat manufaktur di tengah pandemi. Artinya, kebijakan tersebut dipastikan juga mampu mendukung sektor manufaktur dalam menghadapi berbagai guncangan di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News