Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo meyakini jika pemberlakuan pajak digitalisasi dapat mempengaruhi kenaikan rasio pendapatan pajak terhadap ekonomi Indonesia.
Mulanya, Ganjar ditanya soal renormalisasi ruang fiskal. Yakni keluhan rasio pendapatan pajak yang tak kunjung mengalami peningkatan. Bahkan, presentasenya masih sangat sub optimal di bawah 10%.
Menurutnya, penerapan pembayaran pajak yang mudah dapat mempengaruhi naiknya peningkatan rasio pajak. Karena semakin mudah maka semakin meningkatnya pula kesadaran masyarakat terhadap pembayaran pajak.
Baca Juga: Kadin Tegaskan Tetap Netral Meski Ada Anggota Terlibat Dalam Pilpres 2024
"Pajak sekarang ruwet coba bikin pajak simple pasti orang akan mau contohnya pajak simple yaitu pajak digitalisasi," ujar Ganjar Ganjar dalam Dialog Apindo Capres 2024, Senin (11/12).
Lebih lanjut, kata Ganjar, perlunya lembaga khusus yang berwenang mengelola penerimaan negara baik pajak maupun selain pajak.
Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan bahwa lembaga tersebut akan berada di bawah presiden langsung. Lembaga ini diperlukan untuk meningkatkan tax ratio.
"Kedua misalnya sekarang rasanya urusan penerimaan pajak negara dan bukan pajak itu tidak lagi itu diurusi oleh dirjen. Itu seharusnya diurusi oleh lembaga di bawah presiden langsung," pungkas Ganjar.
Baca Juga: Masuk TPN, Aktivis Buruh Arnod Sihite Yakin Ganjar-Mahfud Bela Buruh
Sebagaimana diketahui, Sebagaimana diketahui, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menghadirkan tiga calon presiden (Capres) Indonesia dalam acara ‘Dialog Pengusaha dengan Calon Presiden RI’ di Jakarta, Senin (11/12).
Adapun, Ganjar diagendakan memberikan dialog mengenai roadmap atau peta jalan perekonomian Indonesia pada tahun 2024—2029.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News