kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gangguan distribusi barang picu Inflasi di daerah


Senin, 21 April 2014 / 13:29 WIB
Gangguan distribusi barang picu Inflasi di daerah
ILUSTRASI. Kunjungan warga ri pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Rabu (13/04/2022). KONTAN/Baihaki/13/4/2022


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah menyatakan, secara umum inflasi di daerah-daerah di Tanah Air tidak bersinggungan langsung ke proses produksi. Akan tetapi, distribusi dinilai menjadi faktor pemicu inflasi.

"Umumnya inflasi daerah tidak berkaitan langsung dengan kegiatan produksi. Umumnya produksi kita cukup, baik melalui produksi dalam negeri maupun impor, namun terkadang gangguan lebih ke teknis," kata Hatta di Kantor Pusat BI, Senin (21/4/2014).

Gangguan teknis tersebut, jelas Hatta, maksudnya adalah gangguan distribusi, misalnya akibat transportasi. Inilah yang menyebabkan lambatnya pasokan barang tiba di daerah tujuan, sehingga inflasi tak dapat terhindar. Bila persoalan ini dibiarkan, maka akan mengakibatkan persoalan harga.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengungkapkan di tengah capaian positif inflasi Indonesia, masih terdapat beberapa hal yang masih harus diperhatikan, salah satunya adalah inflasi akibat harga pangan.

"Khususnya kelompok volatile food. Kendati sudah lebih baik, tapi masih tergolong tinggi. Yang masih tinggi itu di kawasan timur Indonesia, seperti di Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara," ujar Agus.

Inflasi akibat harga pangan di daerah-daerah tersebut, dinilai Agus masih tinggi, hingga mencapai kisaran 9 persen secara year on year. Selain itu, beberapa komponen pangan seperti beras, kedelai, dan beberapa jenis bumbu pun masih rentan terhadap gejolak. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×