kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Fuad: Masyarakat harus tahu pentingnya bayar pajak


Senin, 23 September 2013 / 12:17 WIB
Fuad: Masyarakat harus tahu pentingnya bayar pajak
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Fuad Rahmany mengatakan, masyarakat Indonesia harus mengetahui pentingnya membayar pajak. Hal itu untuk membantu penerimaan negara sehingga bisa dibelanjakan untuk infrastruktur demi menuju bangsa Indonesia yang maju di masa mendatang.

Masalahnya sampai saat ini, baru 520.000 orang wajib pajak yang mau membayarkan pajaknya. Padahal menurut data dari Direktorat Jenderal Pajak, ada potensi 12 juta perusahaan yang bisa menjadi potensi wajib pajak.

"Jadi yang mau membayar pajak hanya kurang dari 10 persen. Tapi kalau dibilang pajak itu kesannya seram. Makanya ini disebut seperti saweran wajib. Jadi lebih halus dari pajak, padahal intinya sama saja," kata Fuad saat pembukaan seminar pajak di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (23/9/2013).

Ia menambahkan, Indonesia oleh lembaga keuangan besar seperti Dana Moneter Internasional (IMF) hingga Bank Dunia sudah diproyeksikan akan menjadi nomor tujuh negara besar dunia. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu stabil di sekitar level 6 persen.

Dengan demikian, Indonesia akan sejajar dengan negara seperti Amerika Serikat, China, Brazil, India sampai Rusia.

Masalahnya lagi, untuk menuju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, pemerintah perlu membangun infrastruktur yang lebih banyak. Kendalanya untuk membangun infrastruktur tersebut memerlukan dana yang relatif besar.

"Dana itu diperoleh dari pajak. Masalahnya, kesadaran masyarakat Indonesia itu masih rendah untuk membayar pajak," tambahnya.

Ke depan, Direktorat Jenderal Pajak akan mengintensifkan penerimaan pajaknya dengan meminta tambahan petugas atau pegawai pajak untuk mengejar potensi penerimaan pajak yang relatif besar tersebut. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×