kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.194   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.098   1,24   0,02%
  • KOMPAS100 1.062   -0,62   -0,06%
  • LQ45 835   -0,27   -0,03%
  • ISSI 215   0,10   0,04%
  • IDX30 427   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 515   1,35   0,26%
  • IDX80 121   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Fuad Bawazier: Duet Wiranto-HT otomatis bubar


Kamis, 10 April 2014 / 23:02 WIB
Fuad Bawazier: Duet Wiranto-HT otomatis bubar
ILUSTRASI. Kantor Pusat BI. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Perolehan suara Partai Hanura yang hanya berada di kisaran 5 persen menyirnakan impian partai itu untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri.

Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier mengatakan, hasil hitung cepat sejumlah lembaga itu membuat Hanura harus realistis, dan duet Wiranto-Hary Tanoesoedibjo terancam bubar. 

"Win-HT sudah dipastikan berakhir, otomatis selesai. Tinggal nanti apakah kami bisa mengajukan Pak Wiranto sebagai cawapres atau tidak," ujar Fuad, saat dihubungi pada Kamis (10/4/2014).

Menurut Fuad, dengan suara Hanura yang hanya mencapai 5 persen, sangat tidak logis jika mereka tetap mengusung calon presiden dan calon wakil presiden. Sejak awal, Fuad mengaku tidak setuju dengan strategi tersebut.

"Target awalnya untuk mencapai 10 persen sehingga kami punya daya tawar. Tapi sekarang sudah di posisi buncit begini. Sejak awal, saya tidak setuju dengan duet Win-HT karena tak masuk di akal," katanya.

Menurut Fuad, Partai Hanura terlalu berbesar kepala saat Hary Tanoe bergabung ke partainya, dengan harapan agar suara Partai Hanura akan terdongkrak cukup tinggi. Namun, nyatanya, duet Win-HT justru membuat partai-partai lain tak melirik Hanura sebagai mitra koalisi.

"Kami belum mendapat tawaran koalisi dari satu partai pun. Mungkin karena ada faktor kami sudah ajukan capres-cawapres, jadi seperti sudah PD sekali seolah-olah tak membutuhkan yang lain. Makanya, ini yang harus diubah," imbuh mantan Menteri Keuangan tersebut.

Dalam hasil hitung cepat Litbang Kompas, Partai Hanura berada di posisi ke-10 dengan suara 5,1 persen. Hanura hanya berada di atas Partai Bulan Bintang serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Hanura bahkan kalah oleh partai baru, Partai Nasdem, yang mendapatkan 6,7 persen dari total suara. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×