Reporter: Epung Saepudin | Editor: Edy Can
JAKARTA. Jumlah rekening liar ternyata masih banyak selama hampir setahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menemukan ada 793 rekening liar senilai Rp 384,45 miliar dan US$ 35 juta.
Selain itu, FITRA menemukan ada penerimaan negara yang tak jelas asal-usulnya dan peruntukannya. Nilainya sebesar Rp 9,4 miliar.
Koordinator FITRA Uchok Sky Khadafi mengatakan, rekening liar ini sangat rawan disalahgunakan untuk berbagai kepentingan. "Dalam pemantauan FITRA di lapangan, rekening liar yang ada di kementerian/lembaga biasanya untuk biaya politik pimpinan kelembagaan kepada partai politik," kata Uchok, Senin (18/10).
Uchok menjelaskan, sumbangan kepada partai politik yang diambil dari rekening liar ini sebagai upaya balas jasa. Selain itu, dia mengatakan, dana rekening liar ini juga untuk membantu kepentingan berbagai acara mulai dari peringatan hari ulang tahun partai politik, pelantikan pengurus hingga merayakan anak partai politik yang disunat.
FITRA menyayangkan sikap pemerintah yang masih membiarkan adanya rekening liar ini. Padahal, FITRA menyatakan pemerintahan SBY-Boediono telah berjanji akan menghapuskan rekening liar yang ada pada kementerian/lembaga pada 2009 lalu. Ketika itu, Tim Penertiban Rekening Liar Kementerian Keuangan sudah menemukan ada 260 rekening liar senilai Rp 314,22 miliar dan US$ 11,02 juta. Karena itu, FITRA mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut rekening liar yang berada di 14 kementerian/lembaga itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News