Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
2. Tidak mudah mengelola suatu daerah
Menurut Risma, mengelola suatu daerah tidak mudah, karena harus memperhatikan seluruh warga di dalamnya. Apabila terjadi sesuatu kepada masyarakat, menurut Risma, maka kepala daerah dapat dimintai pertanggungjawaban.
“Saya tidak ada kepengin. Tidak boleh. Di pikiran saya itu harus saya tipe-ex kalau ada kepengin, karena ini nafsu. Tidak boleh ada nafsu jadi pemimpin, karena berat itu,” kata Risma.
3. Bantah bertemu Ketum PDI-P
Menurut Risma, hingga saat ini tidak ada permintaan dari siapapun untuk memimpin daerah lain. Risma juga membantah isu yang menyebut bahwa ia sudah bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri untuk membicarakan persoalan tersebut.
Baca Juga: Walkot Surabaya Tri Rismaharini "senyum" saat diminta maju jadi Gubernur DKI Jakarta
“Enggak ada, apalagi minta, enggak ada. Aku enggak ketemu (Megawati) sama sekali," kata Risma.
4. Kejutan bagi warga Jakarta
Direktur Surabaya Survei Center (SSC) Mochtar W Oetomo yang juga pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengatakan, munculnya nama Risma dalam bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta adalah sesuatu yang menarik.
Apabila Risma benar akan maju di Pilkada DKI 2022 mendatang, kata Mochtar, itu akan memberikan alternatif sekaligus kejutan bagi warga Jakarta.