kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri Sebut Negara Anggota G20 Raja Utang, Ini Buktinya


Jumat, 09 September 2022 / 05:45 WIB
Faisal Basri Sebut Negara Anggota G20 Raja Utang, Ini Buktinya


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan bahwa negara-negara yang tergabung dalam G20 adalah raja utang. Pasalnya jika dilihat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masing-masing negara, mayoritas negara G20 berada di atas 80% terhadap PDB 2020.

Bahkan ada beberapa di antaranya yang berada di atas 100% dari PDB. "Kalau kita lihat G20 itu adalah para raja utang," ujar Faisal dalam Taxation and Sustainable Finance Working Group Webinar, Kamis (8/9).

Adapun negara Jepang menjadi negara dengan rasio utang terhadap PDB 2022 tertinggi yang meningkat  dari sebelumnya sekitar 238% menjadi 266%.

Kemudian disusul negara Italia  yang mencapai 156% dari PDB, Amerika Serikat yang mencapai 128% dari PDB, Kanada 118% dari PDB, Prancis 116% dari PDB, serta Argentina yang mencapai di angka 102% dari PDB.

Baca Juga: Ketidakpastian Global Masih Jadi Ancaman pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Begitu juga dengan negara-negara G20 lainnya yang juga tinggi meskipun rasio utangnya di bawah 100% dari PDB, seperti negara Brasil, Afrika Selatan, India, Jerman, Tiongkok dan negara-negara lainnya yang tergabung dalam G20.

Adapun rasio utang pemerintah Indonesia lebih rendah yakni hanya sebesar 38,5% pada akhir 2020. "Ini tidak ada istilahnya di mereka utang luar negeri dan utang dalam negeri, enggak ada istilahnya, utang ya utang," katanya.

Faisal juga mengungkapkan kekesalannya dengan ungkapan pemerintah yang mengatakan bahwa utang Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

Baca Juga: Sri Mulyani Waspadai Dua Faktor yang Bisa Pengaruhi Harga Minyak Tahun Depan

Faisal mengatakan, meskipun Jepang memiliki utang yang lebih besar namun bebannya lebih rendah, 90% dari seluruh utangnya tersebut dipegang oleh investor Jepang sendiri.

"Beban bunganya enggak sampai 10%, hanya 9%. Jadi kecil lah, dan bunganya itu kan dibayar ke penduduknya sendiri sehingga uangnya beredar," jelas Faisal.

Sebelumnya,  Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva mendorong China dan negara G20 lainnya untuk mempercepat langkah pengurangan utang bagi negara-negara yang berutang besar dan mulai kesulitan membayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×