Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mengklaim berhasil menjaga inflasi di level yang rendah selama beberapa tahun belakangan. Setelah berada di kisaran 3% selama dua tahun terakhir, inflasi hingga pertengahan tahun ini dinilai masih terjaga.
Bank Indonesia (BI) memproyeksi, inflasi Juli 2017 sebesar 0,18% berdasarkan hasil survei mingguan pada pekan ketiga bulan ini. Angka itu merupakan inflasi terendah dibanding rata-rata inflasi Juli enam tahun terakhir. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan di bulan ketujuh 3,84% year on year (YoY).
Ekonom Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, rendahnya inflasi selama dua tahun belakangan hingga pertengahan tahun ini lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya. Ia melanjutkan, rendahnya inflasi tersebut terjadi karena salah satu penyumbang inflasi terbesar, yaitu subsidi BBM telah dihapus sejak akhir tahun 2014 lalu.
Sehingga penyumbang inflasi dari sisi harga yang diatur pemerintah (administered prices) saat ini relatif minim. Meski demikian, rendahnya inflasi itu juga terjadi karena lemahnya permintaan akibat perlambatan ekonomi.
Menurut Faisal, rendahnya inflasi karena daya beli tersebut belum tentu menguntungkan. Sebab, inflasi rendah menyebabkan upah yang diterima masyarakat setiap tahunnya akan terkoreksi oleh inflasi.
"Kalau tingkat pertambahan upah melebihi inflasi, masih bertambah pendapatan riilnya. Tetapi kalau tingkat masyarakat kelas menengah ke bawah, pertambahan upahnya di bawah inflasi di bawah 4% dalam setahun," kata Faisal saat dihubungi KONTAN, Minggu (30/7).
Lebih lanjut menurut Faisal, dua tahun belakangan rendahnya inflasi disebabkan oleh rendahnya administered prices. Sementara inflasi pangan masih tetap tinggi. Hal itu menyebabakan Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mengklaim berhasil menjaga inflasi di level yang rendah selama beberapa tahun belakangan.daya beli masyarakat tergerus lantaran sebagian besar penghasilannya untuk membeli bahan pangan.
"Itu menggerogoti mereka," tambahnya.
Sedangkan inflasi tahun ini yang lebih disebabkan oleh administered prices, berdampak pada masyarakat perkotaan. "Makanya kemiskinan di perkotaan bertambah dan di perdesaan menurun," kata Faisal.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama periode September 2016–Maret 2017, jumlah penduduk miskin di perkotaan memang meningkat 188,19 ribu orang menjadi 10,67 juta orang. Sementara, di daerah perdesaan turun 181,29 ribu orang menjadi 17,10 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News