kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.375   30,00   0,18%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Epidemiolog UI: Vaksin harus gratis dan dibiayai oleh negara


Senin, 14 Desember 2020 / 07:03 WIB
Epidemiolog UI: Vaksin harus gratis dan dibiayai oleh negara
ILUSTRASI. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu malam, 6 Desember 2020


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi IX DPR RI meminta agar vaksin virus corona (Covid-19) yang diberikan secara gratis ditambah jumlahnya. Saat ini perbandingan vaksin program yang gratis dengan vaksin mandiri sebesar 30% berbanding 70%.

Pada rapat kerja, Komisi IX meminta perbandingan tersebut di balik sehingga mayoritas vaksin diberikan secara gratis sebanyak 70%.

Salah satu epidemiolog FKM Universitas Indonesia Pandu Riono pun turut menolak terkait distribusi vaksin yang tidak gratis untuk seluruh rakyat.

“Seharusnya distribusi vaksin semuanya harus gratis dan sukarela. Tidak ada alasan untuk berbayar,” tegas Pandu saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (13/12).

Menurutnya, apabila vaksin Covid-19 dengan besaran hanya 30% kepada masyarakat dinilai bahwa pemerintah telah abai terhadap kebutuhan dan hak rakyat.

“Bila vaksinasi itu dianggap sebagai intervensi kesehatan publik untuk atasi pandemi Covid-19 maka harus dibiayai oleh negara. Sehingga tidak ada alasan apapun untuk berbayar,” tutupnya.

Selanjutnya: AS targetkan 100 juta warganya sudah diimunisasi vaksin Covid-19 di akhir Maret

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×