Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih melemah pada pagi hari ini, Selasa (11/10). Nilai tukar rupiah di pasar spot pada pagi hari Selasa bergerak di level Rp 15.331 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,09% dibandingkan penutupan perdagangan pada hari sebelumnya.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) melihat, pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini masih terpapar sentimen ketidakpastian global yang masih naik dan turun. Pun ke depannya.
“Sentimen global masih akan up and down, masih akan sangat data dependent. Artinya, arus modal asing masuk maupun keluar dari investor asing, khususnya di pasar surat berharga negara (SBN) juga masih akan up and down,” tegas Edi kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: BI: Kenaikan Bunga The Fed Dorong Penguatan Dollar AS
Namun, Edi melihat, otot rupiah masih bisa disokong salah satunya oleh para eksportir. Menurut Edi, para eksportir memiliki peran besar dalam menyuplai valuta asing (valas) ke pasar.
Para eksportir ini yang dianggap membawa angin segar untuk turut menahan pelemahan rupiah ketika sentimen global sedang kurang kondusif. Plus, berpotensi mendorong penguatan rupiah saat sentimen global mereda.
Selain itu, sebenarnya Indonesia masih memiliki cadangan devisa yang cukup jumbo. Hingga akhir September 2022, cadangan devisa berada di level US$ 130,8 miliar, meski turun 1,05% dari posisi akhir Agustus 2022.
Baca Juga: BI: Jaga Cadangan Devisa Demi Stabilitas Rupiah
Menurut Edi, penurunan cadangan devisa ini masih berada di tingkat terkendali dan bahkan relatif terbatas bila dibandingkan dengan negara-negara sebaya. Sebut saja Filipina yang turun 4,04% mom, Thailand turun 7,24% mom, serta Vietnam turun 1,42% mom.
Level cadangan devisa ini masih berada di atas standard kecukupan internasional. Dengan demikian, Edi yakin cadangan devisa masih sangat aman dalam menjaga pergerakan nilai tukar rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News