Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Langkah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyuntikkan dana ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. sebesar US$ 405 juta atau sekitar Rp 6,65 triliun menuai sorotan.
Dana jumbo tersebut dinilai harus dibarengi dengan kinerja positif agar tidak menjadi beban baru bagi lembaga investasi negara yang baru dibentuk di era Presiden Prabowo Subianto ini.
Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menekankan bahwa suntikan dana dari Danantara harus disertai dengan capaian nyata dari Garuda Indonesia. Jika tidak, potensi kerugian besar menghantui Danantara.
Baca Juga: Danantara Suntik Modal Garuda Indonesia Rp 6,65 Triliun, Ini Peruntukannya!
“Garuda Indonesia harus mempunyai capaian-capaian yang positif sehingga dana yang dikeluarkan oleh Danantara bisa berputar kembali. Jika tidak, maka Danantara akan merugi triliunan rupiah,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (24/6).
Menurut Huda, kondisi keuangan Garuda Indonesia hingga saat ini masih memprihatinkan. Maskapai pelat merah itu terus mencatatkan kerugian, sehingga masih bergantung pada dukungan pemerintah untuk menjaga kelangsungan operasionalnya.
“Garuda Indonesia ini memang perusahaan pesakitan di mana terus mengalami kerugian. Secara finansial, mereka masih membutuhkan dana dari pemerintah dalam bentuk Penanaman Modal Negara (PMN). Saat ini, tampaknya mereka akan mengandalkan suntikan dari Danantara, karena PMN dari pemerintah diminimalkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika dana talangan kini berasal dari Danantara, maka perusahaan wajib menunjukkan akuntabilitas dan kinerja yang terukur. Pertanggungjawaban dari manajemen Garuda menjadi krusial untuk menghindari pemborosan anggaran negara yang dikemas dalam skema investasi.
Baca Juga: Danantara Suntik Modal Garuda Indonesia Rp 6,65 Triliun
Sebagai informasi, suntikan dana dari Danantara ini merupakan bagian dari kelanjutan proses restrukturisasi yang dijalankan Garuda Indonesia sejak 2022.
Dana tersebut disalurkan melalui PT Danantara Asset Management (Persero), dan menandai fase baru transformasi Garuda untuk menjadi maskapai yang sehat, kompetitif, dan berkelas dunia.
Fokus kerja sama ini ditujukan untuk mendukung perawatan armada serta peningkatan kesiapan operasional dua lini usaha Garuda Indonesia Group, yaitu Garuda sebagai maskapai full service carrier (FSC) dan Citilink sebagai low cost carrier (LCC).
Selanjutnya: Prabowo Resmikan KEK Khusus Kesehatan di Sanur Bali
Menarik Dibaca: 5 Masalah Kulit yang Disebabkan oleh Stres, Ada Jerawat hingga Ruam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News