Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kenaikan komoditi ekspor untuk barang-barang rajutan atau tekstil dengan kenaikan 5,59% pada Agustus 2018 atau naik US$ 21,7 juta dari bulan Juli 2018. Pada bulan Juli ekspor tekstil menyumbang US$ 389,7 juta dan Agustus 2018 menyumbang US$ 411,4 juta.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, memprediksi ekspor tekstil akan menunjukkan tren yang meningkat. Bahkan kenaikannya hamper dua kali lipat dari Agustus 2018. “Kalau di sektor kita (tekstil) sih naik. Kalau di kita sih naik bagus di atas 8%,” kata Ade saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (17/9).
Lebih lanjut Ade menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini juga diharpkan dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak ekspor tekstil hingga akhir tahun ini. Hal ini akibat harga barang produksi local akan terlihat lebih murah dipasar global. “Kalau untuk produk tekstil pasti naik dari 8% bahkan mendekati 9%,” kata Ade.
Sejauh ini golongan barang HS 2 digit yang mengalami penurunan ekspor hanya empat golongan yakni bahan bakar mineral dengan penurunan dari Juli 2018 sebesar 16,25% atau US$ 380,7 juta.
Sementara, untuk karet dan barang-barang dari karet sebesar 7,76% atau US$ 47,1 juta, golongan bijih, kerak dan abu logam sebesar 11,71%, serta kertas/karton menurun 9,23%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News