Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju ekspor dalam negeri terus mengalami pertumbuhan seiring dengan geliat aktivitas ekonomi global dan domestik. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut lonjakan ekspor mengindikasikan pada bulan lalu mengindikasikan permintaan produk nonmigas dalam negeri yang makin diminati oleh pasar global.
“Kenaikan kinerja ekspor disertai kenaikan impor nilai, ekspor kita didominasi oleh ekspor nonmigas ini sangat bagus menggambarkan adanya prospek daya kompetisi produk-produk nonmigas,” kata Menkeu acara yang bertema Memacu Ekspor UKM, Selasa (20/4).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca perdagangan pada Maret 2021 tercatat surplus US$ 1,57 miliar, lebih tinggi daripada surplus di periode sama tahun lalu yang hanya US$ 570 juta.
Baca Juga: Pemerintah sebut ekonomi Indonesia mulai pulih
Rinciannya ekspor Indonesia pada bulan Maret 2021 tercatat US$ 18,35 miliar atau tumbuh 30,47% year on year (yoy). Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan ekspor yang tinggi baik dari sektor pertanian, industri, maupun tambang.
Sementara impor Indonesia pada bulan Maret 2021 tercatat US$ 16,79 miliar atau tumbuh 25,73% yoy. Realisasi ini didorong oleh kenaikan impor barang konsumsi, barang penolong, maupun barang modal.
“Suksesnya ekspor sebuah negara tidak tergantung satu pihak baik pusat dan daerah namun juga yang paling penting peranan private sector. Kinerja ekspor Maret 2021 sangat impresif menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup kuat hingga 30% dibanding dua tahun terakhir dan terutama dibandingkan saat mula pandemi tahun lalu,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Baca Juga: Melihat potensi kontribusi Kementerian Investasi terhadap PDB
Lebih lanjut, Menkeu mengatakan kenaikan ekspor diperkirakan terus bergerak seiring dengan pemulihan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Dus, dihadapkan tren ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Adapun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi ekonomi RI pada kuartal II-2021 tumbuh di kisaran 7% hingga 8% yoy, melesat dari realisasi ekonomi di kuartal II-2020 yang minus 5,32% yoy.
Selanjutnya: Airlangga Hartarto sebut ekonomi Indonesia mulai pulih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News