Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan kepabenan dan cukai hingga akhir Mei 2023 mencapai Rp 118,36 triliun. Realisasi tersebut mencapai 39,04% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Hanya saja, penerimaan kali ini turun 15,64% secara tahunan atau Year on Year (YoY) jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun lalu.
Penerimaan kepabeanan dan cukai yang sedikit melambat ini diakibatkan oleh penerimaan bea keluar (BK) dan cukai yang menurun. Namun demikian, penerimaan bea masuk (BM) masih menunjukkan kinerja positif.
Baca Juga: Penerimaan Kepabeanan dan Cukai hingga April Turun 12,81%, Ini Penyebabnya
“Bea Cukai mengalami pertumbuhan negatif 15,64% karena beberapa hal. Satu, lingkungan global yang kita sebutkan menyebabkan banyak harga komoditas mengalami koreksi dan ini terlihat dari bea keluar kita,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (26/6).
Menkeu menjelaskan, penerimaan bea masuk tercatat Rp 20,41 triliun atau tumbuh 7,87% YoY.
Peningkatan penerimaan bea masuk ini disebabkan oleh naiknya kurs dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 5,17% serta tarif efektif yang naik menjadi 1,46% meskipun utilisasi FTA naik menjadi 34,54%.
Hanya saja, penerimaan bea keluar (BK) tercatat Rp 5,15 triliun atau mengalami penurunan 67,52% YoY. Ini disebabkan oleh turunnya volume ekspor komoditas mineral dan harga CPO yang sudah termoderasi.
Baca Juga: Masyarakat Rajin Belanja dari Luar Negeri, Bea Cukai Ingatkan Ketentuan Ini
Misalnya saja, BK produk sawit mengalami penurunan 64,13% akibat harga CPO yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, Sri Mulyani bilang, untuk penerimaan cukai justru mengalami penurunan 12,73% yang disebabkan oleh penurunan produksi utamanya dari golongan I.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News