Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir Maret 2023 mencapai Rp 72,24 triliun. Realisasi tersebut mencapai 23,8% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Hanya saja, penerimaan kali ini turun 8,93% YoY jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun lalu.
Penerimaan kepabeanan dan cukai yang sedikit melambat ini diakibatkan oleh penerimaan bea keluar (BK) dan cukai yang menurun. Namun demikian, penerimaan bea masuk (BM) masih menunjukkan kinerja positif.
Baca Juga: Penerimaan Cukai Hasil Tembakau Tembus Rp 218 Triliun pada 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan bea masuk tercatat Rp 12,30 triliun atau tumbuh 8,84% YoY.
Peningkatan peneriman bea masuk ini disebabkan oleh pelemahan kurs Rupiah dibandingkan bulan Maret tahun lalu dan penerimaan dari komoditas utama yang masih tumbuh.
Dilihat dari besaran nilainya, penerimaan bea masuk terbesar berasal dari kendaraan roda empat, gas, suku cadang, mesin tambang dan bahan plastik.
"Ini berarti industri manufaktur untuk kendaraan roda empat dan suku cadang mengalami kenaikan yang masih cukup terjaga," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (17/4).
Hanya saja, penerimaan bea keluar (BK) tercatat Rp 3,03 triliun atau mengalami penurunan 71,66% YoY. Ini disebabkan oleh turunnya volume ekspor komoditas mineral dan harga CPO.
Misalnya saja, BK produk sawit mengalami penurunan 72,59% akibat turunnya harga CPO di tengah kenaikan volume ekspor sawit yang tumbuh 29,81%.
Sementara itu, Sri Mulyani bilang, untuk penerimaan cukai justru tercatat Rp 55,24 triliun atau turun tipis 0,74% YoY. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan produksi Januari 2023 utamanya jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM) golongan I.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News