Reporter: Noverius Laoli | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun 2014 diperkirakan melambat. Hal itu dikarenakan lesunya investasi, dipangkasnya anggaran pengeluaran pemerintah dan defisitnya perdagangan luar negeri. Maka satu-satunya harapan yang jadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor konsumsi rumah tangga.
Direktur Institute for Development Economy and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, ada empat yang menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di tiap negara. Pertama adalah sektor konsumsi, kedua pengeluaran pemerintah, ketiga investasi dan keempat perdagangan internasional atau luar negeri. "Menurut saya sampai akhir tahun 2014 ini, hanya tinggal sektor konsumsi yang bisa diandalkan untuk pertumbuhan ekonomi," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (3/11).
Enny bilang, sektor pengeluaran pemerintah sudah tidak bisa diandalkan lagi karena anggaran pengeluaran pemerintah banyak yang dipotong di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara itu sektor investasi masih belum ada yang masuk akibat terkendala perizinan, minimnya infrastruktur dan tidak adanya ketersediaan energi serta jaminan adanya lahan juga membuat sektor investasi susah diandalkan.Sementara kalau perdagangan luar negeri, sampai bulan Oktober 2014 masih defisit. Karena itu tidak bisa diandalkan juga.
Dengan hanya mengandalkan sektor konsumsi rumahbtangga, maka saya proyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun 2014 berada dikisaran 5,1%-52%.
Namun, Enny melihat kalau tahun 2015, sektor pendorong pertumbuhan ekonomi selain konsumsi adalah investasi. Tapi dengan catatan Pemerintahan Presiden Joko Widodo mampu merealisasikan janji-janjinya. Yakni antara lain sistem pemerintahan yang baik, penyederhanaan perizinan, kepastian hukum, dan pembangunan infrastruktur yang baik. Termasuk juga efisiensi penggunaan anggaran pengeluaran pemerintah.
Selain itu, pemerintah juga harus konsisten mendorong peningkatan daya saing produk dalam negeri. Dengan begitu produk impor dapat ditekan dan ekspor ditingkatkan. Bila hal ini terpenuhi maka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 bisa 5,5% atau lebih tinggi lagi. Jadi pertumbuhan ekonomi tahun depan sangat tergantung pada kinerja pemerintah.
Kegaduhan DPR saat ini, menurut Enny, tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Soalnya kegaduhan ini diyakini tidak berlangsung lama. Justru komitmen pemerintah dalam merealisasikan janji-janji kampanye dan penyelenggarakan pemerintahan yang menjadi penentu pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News