kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.239   -39,00   -0,24%
  • IDX 7.083   3,02   0,04%
  • KOMPAS100 1.052   4,01   0,38%
  • LQ45 824   1,76   0,21%
  • ISSI 212   1,01   0,48%
  • IDX30 423   0,56   0,13%
  • IDXHIDIV20 506   1,45   0,29%
  • IDX80 120   0,26   0,21%
  • IDXV30 124   0,52   0,42%
  • IDXQ30 140   0,25   0,18%

Ekonomi China Belum Pulih, Indonesia Perlu Diversifikasi Investasi dari Negara Lain


Rabu, 08 Januari 2025 / 21:37 WIB
Ekonomi China Belum Pulih, Indonesia Perlu Diversifikasi Investasi dari Negara Lain
ILUSTRASI. Suasana kerja berlangsung di Terminal Peti Kemas Longtan, Pelabuhan Nanjing di Nanjing, provinsi Jiangsu, Tiongkok, pada tanggal 31 Juli 2024. Bergabungnya Indonesia jadi anggota penuh Brasil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) bakal meningkatkan investasi dari China.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh Brasil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) dinilai bakal semakin meningkatkan investasi dari China.

Meski begitu, Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menilai, pemerintah tidak boleh ketergantungan dan mengandalkan investasi dari China saja.

Sebab, pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan hanya di kisaran 4%-5% dalam beberapa tahun mendatang.

Baca Juga: Masuk BRICS, Indonesia Dapat Peluang Besar Raih Investasi China

“Kemampuan negara tersebut untuk memperluas investasi di luar negeri mungkin terbatas. Ketergantungan yang terlalu besar pada satu negara menciptakan risiko serius terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, terutama jika investasi China mulai melambat atau terjadi gangguan geopolitik,” tutur Rizal kepada Kontan, Rabu (8/1).

Melihat hal itu, ia menyarankan agar pemerintah perlu segera mengarahkan fokus pada sumber investasi lain yang lebih stabil dan beragam.

Menurutnya, peluang diversifikasi Foreign Direct Investment (FDI) dapat berasal dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, yang menawarkan teknologi tinggi, energi terbarukan, dan investasi berbasis inovasi.

Amerika Serikat misalnya. Menurut Rizal Negeri Paman Sam tersebut memiliki potensi besar untuk meningkatkan investasi di sektor teknologi dan energi hijau. Selain itu, Uni Eropa, dengan fokus pada keberlanjutan, dapat menjadi mitra strategis di bidang infrastruktur hijau dan manufaktur cerdas.

Baca Juga: Indonesia Gabung BRICS, Apindo: Peluang Perluas Mitra Dagang

Kemudian, Jepang dan Korea Selatan bisa tetap menjadi pemain utama dalam sektor otomotif, elektronik, dan infrastruktur teknologi.

“India juga muncul sebagai sumber FDI potensial, terutama di sektor farmasi, teknologi informasi, dan infrastruktur, di mana hubungan BRICS dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama ekonomi,” ungkapnya.

Meski begitu, Rizal menambahkan, untuk menarik investor baru, pemerintah harus meningkatkan daya saingnya melalui reformasi struktural dan penyederhanaan regulasi investasi.

Menurutnya, transparansi, stabilitas hukum, dan kebijakan insentif yang kompetitif menjadi kunci utama. Di sisi lain, pemerintah perlu fokus pada pengembangan sektor-sektor strategis seperti manufaktur, pariwisata, energi terbarukan, dan digitalisasi ekonomi untuk menarik minat investor yang berorientasi pada masa depan.

Baca Juga: Indonesia Gabung BRICS, Pertumbuhan Ekonomi Terdongkrak Sampai 0,3%

Lebih lanjut, diversifikasi FDI juga harus didukung oleh infrastruktur berkualitas dan tenaga kerja yang terampil, agar mampu menciptakan ekosistem investasi yang kompetitif dan berkelanjutan.

“Dengan strategi ini, Indonesia dapat memperkuat posisi ekonominya sekaligus meminimalkan risiko ketergantungan pada satu negara,” tandasnya.

Selanjutnya: Rekomendasi Saham Pilihan Saat Harga Batubara Global Masih Longsor

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (9/1): Dari Berawan Hingga Hujan Petir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×