kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Tax holiday harus dengan batasan tinggi


Minggu, 26 April 2015 / 13:13 WIB
Ekonom: Tax holiday harus dengan batasan tinggi
ILUSTRASI. Petugas melipat kertas suara Pilkada 2018 Jawa Tengah di Kantor KPU Kudus, Jawa Tengah, Senin (20/5). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/ama/18.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih meminta agar fasilitas tax holiday dimanfaatkan untuk tujuan menyiapkan industri menengah yang selama ini jadi masalah. Misalnya, industri obat. Bahan baku industri obat 90%-nya berasal dari impor sehingga sangat besar ketergantungannya terhadap impor.

Menurut Lana, kalau ada investor yang berminat untuk membangun pabrik yang bisa hasilkan bahan baku obat maka harus diberikan tax holiday. "Harapannya diberikan pada industri yang akan membantu mengurangi problem struktural kita," paparnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (24/4). Menurutnya hal itu akan sangat baik untuk jangka panjang perekonomian Indonesia.

Tax holiday akan lebih baik jika bisa diberikan pada industri yang bergerak pada barang modal. Namun hal ini masih sulit karena membutuhkan teknologi yang Indonesia belum kuasai.

Karena tingginya fasilitas yang diberikan, Lana akui pemerintah masih perlu memberikan batasan yang tinggi dalam tax holiday. Nilai investasi dan jumlah pekerja perlu diberikan klasifikasi, terutama dalam hal penciptaan bahan baku impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×