kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.431.000   15.000   0,62%
  • USD/IDR 16.693   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.620   -80,44   -0,92%
  • KOMPAS100 1.182   -10,18   -0,85%
  • LQ45 847   -9,87   -1,15%
  • ISSI 310   -3,01   -0,96%
  • IDX30 434   -7,32   -1,66%
  • IDXHIDIV20 502   -8,12   -1,59%
  • IDX80 132   -1,25   -0,94%
  • IDXV30 137   -3,01   -2,15%
  • IDXQ30 138   -2,16   -1,54%

Ekonom : Surplus Neraca Perdagangan Mei 2023 di Kisaran US$ 2,9 Miliar-US$ 3 Miliar


Selasa, 13 Juni 2023 / 19:02 WIB
Ekonom : Surplus Neraca Perdagangan Mei 2023 di Kisaran US$ 2,9 Miliar-US$ 3 Miliar
ILUSTRASI. Neraca perdagangan Indonesia berpotensi kembali mencetak surplus pada Mei 2023. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia berpotensi kembali mencetak surplus pada Mei 2023. 

Namun, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, keuntungan neraca dagang Mei 2023 akan menurun dari bulan sebelumnya.

Dari hitungan Riefky, surplus neraca perdagangan Mei 2023 berkisar US$ 2,9 miliar hingga US$ 3 miliar atau menurun dari US$ 3,94 miliar pada bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Mei Diprediksi Susut, Ini Penyebabnya

"Penurunan surplus karena perlambatan harga komoditas yang menggerus ekspor dan meningkatnya impor," terang Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (13/6). 

Riefky merinci, perlambatan harga komoditas yang dimaksud adalah harga komoditas batubara dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). 

Sedangkan kenaikan impor didorong oleh pembukaan aktivitas China dan peningkatan aktivitas dalam negeri yang melecut permintaan. 

Dengan perkembangan tersebut, Riefky melihat kemungkinan neraca perdagangan berbalik defisit. Namun, ini baru akan terjadi di pertengahan atau akhir semester II-2023. 

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Mei Diprediksi Susut, Ini Penyebabnya

Ia melihat ada kemungkinan penurunan ekspor. Namun, ia yakin ekspor masih berada di level tinggi. 

Sedangkan kenaikan impor memang mungkin terjadi. Namun, seiring dengan stabilnya nilai tukar rupiah, maka kenaikan impor mungkin akan teredam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×