kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonom Sebut Kenaikan Suku Bunga BI Tambah Beban Pemerintah


Selasa, 24 Oktober 2023 / 05:35 WIB
Ekonom Sebut Kenaikan Suku Bunga BI Tambah Beban Pemerintah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kanan) memberikan keterangan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 Juli 2023 memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan ke level 6% pada pekan lalu bakal menambah beban pemerintah. 

Keputusan BI mengerek suku bungan, seiring dengan kenaikan suku bunga acuan negara-negara di dunia, termasuk bank sentral Amerika Serikat (AS), di tengah ketidakpastian global yang mengancam pasar keuangan. 

Akademisi sekaligus Perwakilan ISEI Jawa Tengah Akhmad Syakir Kurnia mewanti-wanti, kenaikan suku bunga BI akan menambah beban belanja pemerintah. 

Baca Juga: Pemerintah Bakal Lelang SBSN pada Selasa (24/10), Begini Kata Analis

"Saat BI mempertimbangkan kenaikan suku bunga, ini akan menambah beban belanja pemerintah," tutur Akhmad dalam Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan no. 41, Senin (23/10). 

Akhmad bilang, yang membengkak dari alokasi belanja pemerintah adalah, belanja terkait  pembayaran utang.

Dengan potensi bengkaknya belanja pembayaran utang, yang kemudian menjadi beban tambahan bagi APBN, maka ini berarti ruang kebijakan suku bunga BI akan berkurang. 

Padahal, kebijakan suku bunga digunakan oleh BI dalam rangka menekan inflasi. Terlebih, di situasi global yang sedang gonjang-ganjing. 

Akhmad juga kemudian mengungkit kondisi yang pernah terjadi pada saat pandemi. Pada waktu itu, saat krisis terjadi, BI melakukan bagi beban (burden sharing) dengan pemerintah untuk membantu membiayai defisit anggaran.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Bunga Deposito Siap Menyusul?

Padahal waktu itu bank-bank sentral dunia ramai-ramai menurunkan suku bunga untuk menyelamatkan ekonomi. 

Namun, memang pada waktu itu kondisi perekonomian sedang dalam gonjang-ganjing.  

"Pada waktu itu pandemi, BI 'ngutangin' pemerintah untuk biayai defisit lewat pembelian aset. Makanya, saat ini, kenaikan suku bunga dan dampaknya harus menjadi perhatian bersama," tandas Akhmad. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×