kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Ekonom proyeksi BI menaikkan bunga acuan jadi 4,75% besok


Selasa, 29 Mei 2018 / 12:48 WIB
Ekonom proyeksi BI menaikkan bunga acuan jadi 4,75% besok
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan)


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada Rabu (30/5) besok. Sejumlah ekonom memperkirakan, bank sentral akan kembali menaikan bunga acuannya (BI 7-day Reverse Repo Rate) setelah kenaikan 25 basis points (bps) dalam RDG bulanan reguler beberapa waktu lalu.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, BI akan menaikkan bunga acuannya 25 bps lagi menjadi 4,75% untuk stabilisasi dan menyeimbangkan transaksi berjalan (current account). Menurutnya, kebijakan BI dalam tiga tahun terakhir sangat pro pertumbuhan ekonomi. Namun, permintaan kredit memang belum tumbuh kuat.

"Jadi persoalannya sebenarnya bukan di sisi moneter," kata David kepada KONTAN, Senin (28/5). David juga optimistis pergerakan nilai tukar rupiah lebih baik jika BI menaikkan bunga acuan besok. Sebab, sejauh ini pasar keuangan terlihat mulai stabil, bahkan menguat cukup signifikan.

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah menguat ke level 14.065 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Senin (28/5), dari level Rp 14.166 per dollar AS pada Jumat (25/5). Penguatan ini dinilai David sebagai antisipasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan bunga acuan BI besok.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman, juga memproyeksi BI akan menaikkan lagi bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Selain untuk stabilisasi kurs, kenaikan itu juga sebagai langkah antisipatif menjelang kenaikan bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pertengahan Juni mendatang. Dengan kenaikan itu, imbal hasil Indonesia akan menarik lagi. "Akan ada entry, investor asing masuk lagi ke Indonesia," kata Juniman.

Kenaikan sebesar 50 bps sepanjang tahun ini dinilai Juniman sudah cukup. Sebab The Fed juga diperkirakan hanya akan menaikkan tiga kali bunga acuannya (Fed Fund Rate atau FFR) sepanjang tahun ini. Dengan dosis itu, Juniman optimistis, kurs rupiah di akhir tahun akan ada di kisaran Rp 13.700 per dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga demikian, memperkirakan bunga acuan BI naik menjadi 4,75% besok sebagai langkah preemptive menjelang kenaikan suku bunga The Fed berikutnya. BI kata Andry, akan secara ketat mengelola ekspektasi depresiasi mata uang yang dapat mempengaruhi ekspektasi inflasi ke depan.

Salah satu kebijakannya adalah dengan mempertahankan tingkat diferensial terhadap FFR. Menurut Andry, total kenaikan 50 bps di tahun ini cukup untuk mempertahankan FFR dan BI 7-day RRR di tingkat yang menguntungkan tahun ini. "Oleh karena itu, kami masih mempertahankan perkiraan kami sebesar 4,75% dalam setahun penuh 2018 dan 5% pada 2019," kata Andry.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga optimistis, jika BI menaikkan bunga acuan menjadi 4,75% tak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi lantaran transisinya butuh empat hingga enam kuartal ke depan. Yang jelas, pasar sudah memperhitungkan potensi kenaikan bunga acuan besok yang terkonfirmasi dari penguatan rupiah kemarin.

Selain itu, imbal hasil SUN turun sekitar 50 bps dalam tiga hari terakhir ini. "Dengan kenaikan suku bunga kebijakan BI tersebut, diharapkan dapat menahan laju capital flight dari dalam negeri mengingat kenaikan suku bunga akan membuat aset investasi dalam denominasi rupiah cenderung akan lebih atraktif," kata Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×