Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi pada Mei 2025 sebesar 0,27% month to month (mtm), setelah pada April tercatat inflasi tinggi 1,17% mtm akibat lonjakan musiman selama periode Lebaran.
“Penurunan harga ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan pasca Idulfitri, termasuk penurunan harga komoditas volatile seperti cabai merah dan cabai rawit,” tutur Josua dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/5).
Sementara itu, harga komoditas pangan utama seperti beras dan produk unggas diperkirakan masih mencatatkan inflasi, namun dalam skala moderat. Meski demikian, di luar kelompok pangan bergejolak, harga yang diatur pemerintah (administered prices) diramal mengalami deflasi, meskipun tidak sedalam kelompok pangan.
Baca Juga: Lonjakan Harga Pangan Harus Diwaspadai Meski Inflasi Cenderung Rendah
Kelompok harga diatur pemerintah diperkirakan mengalami deflasi sejalan dengan turunnya harga BBM non-subsidi akibat pelemahan harga minyak global di April 2025, serta penurunan tarif angkutan udara menyusul berakhirnya lonjakan permintaan saat Lebaran.
Lebih lanjut, secara tahunan IHK diramal mengalami inflasi yang melandai menjadi sekitar 1,70% year on year (yoy) pada Mei 2025, dari bulan sebelumnya mencapai 1,95% yoy.
Sedangkan Inflasi inti juga diproyeksikan turun tipis ke 2,43% yoy, dari bulan sebelumnya sebesar 2,48% yoy.
Baca Juga: Berharap Insentif Bakal Angkat Daya Beli Masyarakat dan Inflasi
Melandainya inflasi inti ini seiring dengan turunnya harga emas domestik dan penguatan nilai tukar Rupiah di tengah meredanya tensi dagang global.
“Jika proyeksi ini terealisasi, maka tren penurunan inflasi tetap konsisten dengan tekanan harga yang rendah di semester I 2025,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News