Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja impor terus mencatatkan penurunan secara bulanan sejak September 2022. Terkait hal itu, ekonom menilai perkembangan impor Indonesia yang menurun bergantung pada kondisi ekonomi domestik.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan apabila kondisi ekonomi domestiknya bagus, kegiatan konsumsi, dan produksinya berkembang, impor barang-barang konsumtif dan produktif untuk bahan penolong dan bahan baku serta barang modal juga menjadi meningkat.
Menurut dia, penurunan yang terjadi berkorelasi juga dengan kondisi domestik tersebut. Faisal memperkirakan sebetulnya dari kondisi domestik cukup baik dari sisi konsumsi.
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Tahun Ini akan Mendorong Kinerja Impor
"Kalau konsumsi domestik itu bagus, biasanya akan menopang aktivitas produksi," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Senin (20/2).
Sementara itu, Faisal tak memungkiri memang ada tekanan dari global yang bisa berdampak kepada perlambatan konsumsi domestik seperti perkiraan pihaknya pada 2023 di kisaran 4,5% hingga 5%. Jadi, lebih rendah daripada kondisi pra pandemi Covid-19 yang rata-rata sebesar 5% dan dibandingkan juga kondisi 2022.
Menurutnya, hal tersebut akan cenderung memperlambat laju impor barang konsumsi, bahan baku, bahan penolong, dan barang modal pada tahun ini.
"Akan tetapi bukan turun saja, saya rasa akan lebih lambat saja pertumbuhannya dibandingkan sebelumnya," ujarnya.
Baca Juga: Nilai Impor Indonesia pada 2023 Diproyeksi Naik 5% Jadi US$ 250 Miliar
Faisal menyebut perlambatan itu juga sejalan dengan kondisi kebijakan di domestik yang cenderung ketat baik dari fiskal maupun moneter.
"Dengan demikian, memengaruhi pertumbuhan sektor riil yang juga memengaruhi impor. Menurut saya, tahun ini kondisinya seperti itu, tetapi tahun depan kemungkinan sedikit membaik," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News