Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif pertumbuhan ekonomi diyakini masih akan berlanjut pada kuartal II-2022. Bank Permata memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada periode April - Juni 2022 berada di kisaran 4,5% hingga 5,0% year on year (yoy).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022 ini akan ditopang utamanya oleh konsumsi rumah tangga. Ini sesuai dengan pola musiman, yaitu adanya momen Ramadan dan Idul Fitri dan juga pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).
"Apalagi dengan peningkatan jumlah masyarakat yang mudik pada tahun ini yang pada umumnya mendorong peningkatan perputaran uang pada perekonomian," kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (9/5).
Bila melihat pola musiman, momen Ramadan dan Lebaran biasanya akan meningkatkan konsumsi masyarakat terkait makanan dan minuman. Belum lagi, euforia mudik setelah dua tahun ada imbauan tidak pulang kampung, bisa saja menyundut permintaan terkait transportasi.
Baca Juga: Masih Banyak Tantangan, Pemerintah Optimistis Ekonomi Membaik di Tahun Ini
Namun, Josua mengingatkan adanya tantangan terkait dengan peningkatan harga-harga akibat peningkatan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), harga komoditas pangan, juga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Hanya saja, ia meyakini dampaknya relatif terbatas terhadap konsumsi.
“Mengingat, kenaikan beberapa harga komoditas pangan akan cenderung temporer karena faktor musiman. Pemerintah juga terus berupaya menstabilkan harga minyak goreng dengan berbagai kebijakan,” ujarnya.
Ke depan, pemulihan ekonomi diperkirakan masih akan berlanjut. Ini masih dipengaruhi oleh peningkatan mobilitas masyarakat, pemulihan investasi, serta kinerja ekspor yang solid ditopang peningkatan harga komoditas global.
Tetap, Indonesia harus waspada terkait risiko global yang membayangi pemulihan ekonomi nasional, seperti risiko peningkatan tensi geopolitik, perlambatan ekonomi China, serta peningkatan inflasi global yang mendorong pengetatan kebijakan moneter dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News